Ini Kata Kriminolog Terkait Perampokan Taksi
A
A
A
DEPOK - Tertangkapnya pelaku perampokan dalam taksi putih membuat terungkapnya modus baru dalam kejahatan tersebut. Pelaku sengaja membajak nama perusahaan taksi tertentu untuk menghilangkan jejak.
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar mengungkapkan, kasus perampokan dalam taksi beberapa waktu lalu murni kriminal.
Hanya saja, terjadi pergeseran modus yaitu dengan membajak taksi lain ketika beraksi.
"Membajak nama perusahaan taksi lain ini sengaja dilakukan agar identitas pelaku dapat tersamarkan. Sehingga para pelaku bisa melarikan diri untuk bersembuyi. Ini murni kriminal," ungkap Bambang, Senin (8/12/2014).
Secara hitung-hitungan, lanjut Bambang, tentunya jika pelaku beraksi dengan taksi di tempatnya bekerja maka jejaknya akan diketahui.
Namun, jika menggunakan taksi milik orang lain maka identitas pelaku tersamarkan.
Bambang menuturkan, pelaku perampokan ini sudah merencanakan sebelum beraksi. Jika dilihat dari latar belakang pekerjaan, maka dipastikan pelaku sudah mengetahui cara kerja kejahatan jalanan.
"Kalau pakai taksi orang lain maka jika tidak diketahui (dilaporkan) maka pelakunya masih bisa bekerja di tempatnya. Dengan kata lain, tidak ada track record. Itu pertimbangan pelaku menggunakan taksi orang lain," ujarnya.
Jika dilihat dari cara kerjanya, sambung dia, bisa dipastikan pelaku adalah pemain yang biasa beraksi. Bambang menduga, kejahatan modus ini sebagai pergeseran motif.
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar mengungkapkan, kasus perampokan dalam taksi beberapa waktu lalu murni kriminal.
Hanya saja, terjadi pergeseran modus yaitu dengan membajak taksi lain ketika beraksi.
"Membajak nama perusahaan taksi lain ini sengaja dilakukan agar identitas pelaku dapat tersamarkan. Sehingga para pelaku bisa melarikan diri untuk bersembuyi. Ini murni kriminal," ungkap Bambang, Senin (8/12/2014).
Secara hitung-hitungan, lanjut Bambang, tentunya jika pelaku beraksi dengan taksi di tempatnya bekerja maka jejaknya akan diketahui.
Namun, jika menggunakan taksi milik orang lain maka identitas pelaku tersamarkan.
Bambang menuturkan, pelaku perampokan ini sudah merencanakan sebelum beraksi. Jika dilihat dari latar belakang pekerjaan, maka dipastikan pelaku sudah mengetahui cara kerja kejahatan jalanan.
"Kalau pakai taksi orang lain maka jika tidak diketahui (dilaporkan) maka pelakunya masih bisa bekerja di tempatnya. Dengan kata lain, tidak ada track record. Itu pertimbangan pelaku menggunakan taksi orang lain," ujarnya.
Jika dilihat dari cara kerjanya, sambung dia, bisa dipastikan pelaku adalah pemain yang biasa beraksi. Bambang menduga, kejahatan modus ini sebagai pergeseran motif.
(whb)