Polda Selidiki Keterlibatan Residivis Perampokan dalam Taksi
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya mendalami keterlibatan seorang residivis terkait dengan perampokan dalam taksi yang terjadi beberapa waktu lalu.
Kabid Humas Polda metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, modus perampokan dalam taksi ini sangat mirip dengan yang terjadi pada 2013 lalu.
Saat itu pelakunya ada empat orang, modusnya dua di bagasi dan satu sopir serta satu lagi duduk di depan.
"Kita sedang fokuskan untuk melacak keberadaan para pelaku. Termasuk salah satu residvis yang sudah bebas belum lama ini," kata Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/12/2014).
Rikwanto menuturkan, polisi masih perlu mendalami keterangan korban guna mengetahui ciri-ciri pelaku. Namun, hingga kini pemeriksaan terhadap korban belum maksimal.
Pasalnya, korban masih mengalami trauma berat sehingga saat ini masih melakukan konseling.
"Korban dalam masa konseling hilangkan trauma. Belum lagi kerugian yang dialami korban sangat besar mencapai Rp30 juta," ujarnya.
Selain itu lanjut Rikwanto, penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti dan melakukan penyelidikan di dua lokasi yaitu Kuningan dan SCBD.
"Kalau untuk CCTV juga sedang dianalisa, karena untuk mendapatkannya cukup lama karena harus dicocokkan waktu dan jamnya," tuturnya.
Kabid Humas Polda metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, modus perampokan dalam taksi ini sangat mirip dengan yang terjadi pada 2013 lalu.
Saat itu pelakunya ada empat orang, modusnya dua di bagasi dan satu sopir serta satu lagi duduk di depan.
"Kita sedang fokuskan untuk melacak keberadaan para pelaku. Termasuk salah satu residvis yang sudah bebas belum lama ini," kata Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/12/2014).
Rikwanto menuturkan, polisi masih perlu mendalami keterangan korban guna mengetahui ciri-ciri pelaku. Namun, hingga kini pemeriksaan terhadap korban belum maksimal.
Pasalnya, korban masih mengalami trauma berat sehingga saat ini masih melakukan konseling.
"Korban dalam masa konseling hilangkan trauma. Belum lagi kerugian yang dialami korban sangat besar mencapai Rp30 juta," ujarnya.
Selain itu lanjut Rikwanto, penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti dan melakukan penyelidikan di dua lokasi yaitu Kuningan dan SCBD.
"Kalau untuk CCTV juga sedang dianalisa, karena untuk mendapatkannya cukup lama karena harus dicocokkan waktu dan jamnya," tuturnya.
(whb)