Ratusan Anak di Depok Dikenalkan Permainan Tradisional
A
A
A
DEPOK - Sebanyak 150 anak-anak di sekitar Kampus UI ikut terlibat dalam kegiatan Kampung Main. Disini, ratusan anak dikenalkan dengan permainan tradisional yang mulai terlupakan.
Kampung main ini digelar oleh mahasiswa Program Studi MID (Manajemen Informasi dan Dokumen) Vokasi UI di halaman Masjid Al-Furqon Kukusan Teknik Depok, Minggu (30/11/2014).
Pengenalan permainan tradisional ini untuk mengurangi kekerasan anak yang disebabkan pengaruh gadget.
"Karena gadget dapat menimbulkan agresifitas pada anak," kata dosen Vokasi UI, Devie Rahmawati.
Melalui Kampung Main, anak-anak tidak lagi terfokus dengan gadget. Anak-anak diperkenalkan permainan tradisional.
Selama lima jam, anak-anak terlibat bermain, congklak, gobak sodor, kucing dan tikus, ular naga, injit-injit semut, bekel, dan petak jongkok.
"Dalam permainan tradisional, tentunya terkandung beragam filosofi," tukasnya.
Panitia Mahasiswa, Malini menambahkan, Kampung Main ini sudah dua kali digelar. Kali ini mengangkat tema Muda Berbudaya dengan maksud di kalangan generasi muda, terutama anak-anak. Pengenalan budaya Indonesia menjadi salah satu cara mengembangkan benih-benih kecintaan dan nasionalisme bangsa.
"Program kegiatan Kampung Main ini akan terus diselenggarakan secara konsisten dan berharap akan terselenggara di tempat-tempat lainnya," tutupnya.
Kampung main ini digelar oleh mahasiswa Program Studi MID (Manajemen Informasi dan Dokumen) Vokasi UI di halaman Masjid Al-Furqon Kukusan Teknik Depok, Minggu (30/11/2014).
Pengenalan permainan tradisional ini untuk mengurangi kekerasan anak yang disebabkan pengaruh gadget.
"Karena gadget dapat menimbulkan agresifitas pada anak," kata dosen Vokasi UI, Devie Rahmawati.
Melalui Kampung Main, anak-anak tidak lagi terfokus dengan gadget. Anak-anak diperkenalkan permainan tradisional.
Selama lima jam, anak-anak terlibat bermain, congklak, gobak sodor, kucing dan tikus, ular naga, injit-injit semut, bekel, dan petak jongkok.
"Dalam permainan tradisional, tentunya terkandung beragam filosofi," tukasnya.
Panitia Mahasiswa, Malini menambahkan, Kampung Main ini sudah dua kali digelar. Kali ini mengangkat tema Muda Berbudaya dengan maksud di kalangan generasi muda, terutama anak-anak. Pengenalan budaya Indonesia menjadi salah satu cara mengembangkan benih-benih kecintaan dan nasionalisme bangsa.
"Program kegiatan Kampung Main ini akan terus diselenggarakan secara konsisten dan berharap akan terselenggara di tempat-tempat lainnya," tutupnya.
(ysw)