Disiksa, Nurhayati Hanya Diberi Makan Nasi dan Garam
A
A
A
JAKARTA - Tak hanya dianiaya, Nurhayati pembantu yang dipekerjakan oleh trio nenek sadis di Tangerang Selatan hanya diberi nasi dan garam selama lima bulan.
PRT korban kekerasan, Nurhayati (20) mengatakan, selama di sekap dan di siksa oleh tiga pelaku kakak beradik itu, dia hanya diberikan makan nasi dan garam sehari sekali.
"Saya di kasih makan nasi sama garam. Saya juga di suruh tidur di dapur, dekap tempat cuci piring," ujarnya pada wartawan di Polres Jakarta Selatan, Senin (10/11/2014).
Selain itu, ujar NU, selama lima bulan bekerja, dia telah dijanjikan oleh pelaku AD mendapatkan upah senilai Rp350 ribu.
"Sampe sekarang tidak digaji. Katanya, gajinya buat ganti barang-barang, seperti gelas yang sudah saya pecahkan dan sebagai ganti baju yang robek saat di cuci maupun disetrika," tuturnya.
Wanita asal Pemalang, Jawa Tengah itu menceritakan, dia bertmu dengan pelaku secara mendadak di kawasan Luar Batang, Jakarta Utara.
"Saat itu, saya memang mau cari kerjaan. Pas di Luar Batang, lupa tepatnya. Saya ketemu sama AD. Katanya, ikut saya ajah kerja," katanya.
Korban yang memang sedang membutuhkan pekerjaan pun langsung menerima ajakan kerja pelaku tanpa perasaan curiga dan khawatir.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat menambahkan, pihaknya masih mendalami kasus penyiksaan tersebut. Sebab, ada dugaan, pelaku penyiksaan tersebut mengalami gangguan mental sehingga tega melakukan penyiksaan hebat terhadap korban.
"Untuk memastikannya, tiga tersangka itu akan menjalani tes kejiwaan dalam waktu dekat ini" tutupnya.
PRT korban kekerasan, Nurhayati (20) mengatakan, selama di sekap dan di siksa oleh tiga pelaku kakak beradik itu, dia hanya diberikan makan nasi dan garam sehari sekali.
"Saya di kasih makan nasi sama garam. Saya juga di suruh tidur di dapur, dekap tempat cuci piring," ujarnya pada wartawan di Polres Jakarta Selatan, Senin (10/11/2014).
Selain itu, ujar NU, selama lima bulan bekerja, dia telah dijanjikan oleh pelaku AD mendapatkan upah senilai Rp350 ribu.
"Sampe sekarang tidak digaji. Katanya, gajinya buat ganti barang-barang, seperti gelas yang sudah saya pecahkan dan sebagai ganti baju yang robek saat di cuci maupun disetrika," tuturnya.
Wanita asal Pemalang, Jawa Tengah itu menceritakan, dia bertmu dengan pelaku secara mendadak di kawasan Luar Batang, Jakarta Utara.
"Saat itu, saya memang mau cari kerjaan. Pas di Luar Batang, lupa tepatnya. Saya ketemu sama AD. Katanya, ikut saya ajah kerja," katanya.
Korban yang memang sedang membutuhkan pekerjaan pun langsung menerima ajakan kerja pelaku tanpa perasaan curiga dan khawatir.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat menambahkan, pihaknya masih mendalami kasus penyiksaan tersebut. Sebab, ada dugaan, pelaku penyiksaan tersebut mengalami gangguan mental sehingga tega melakukan penyiksaan hebat terhadap korban.
"Untuk memastikannya, tiga tersangka itu akan menjalani tes kejiwaan dalam waktu dekat ini" tutupnya.
(ysw)