Sudah Dikuras, Kampung Apung Masih Terendam Air
A
A
A
JAKARTA - Meski sudah dilakukan pengurasan, Kampung Apung, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat masih terendam banjir. Padahal, pengurasan itu baru dilakukan tiga bulan yang lalu.
Berdasarkan pantauan Sindonews di lapangan, kampung yang berlokasi di RT10/1, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tampak memprihatinkan. Lahan seluas sekira tiga setengah hektare tersebut terendam oleh air sedalam 150 cm.
"Di sini sendiri terdapat 120 KK warga yang asalnya memang dari Kampung Apung itu sendiri, sedang 80 KK merupakan pendatang yang telah tinggal di kawasan Kampung Apung sejak lama. Mereka semua rumahnya terendam air. Sekarang, air sudah sedalam 150 cm," kata Ketua RT10, Rudi Suwandi (44), saat ditemui Sindonews di kediamannya, Minggu 9 November 2014.
Rudi menambahkan, untuk mengantisipasi terbenamnya rumah warga yang tinggal di Kampung Apung, warga mengurug air di rumahnya menggunakan tanah yang dibeli sendiri.
"Sekali urug, satu mobil dengan puing-puing bekas rumah bisa kena Rp300 ribu. Paling banyak satu mobil ya tiga meteran dapetnya. Kalau satu rumah saja paling enggak bisa mencapai 25 mobil, kalau mau diurug sampe bener-bener enggak ada airnya. Selain di urug, rumah kita tinggiin sendiri. Sedang bangunan rumah yang di bawah itu jadi terendam. Anggap saja jadi bunker," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Sindonews di lapangan, kampung yang berlokasi di RT10/1, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tampak memprihatinkan. Lahan seluas sekira tiga setengah hektare tersebut terendam oleh air sedalam 150 cm.
"Di sini sendiri terdapat 120 KK warga yang asalnya memang dari Kampung Apung itu sendiri, sedang 80 KK merupakan pendatang yang telah tinggal di kawasan Kampung Apung sejak lama. Mereka semua rumahnya terendam air. Sekarang, air sudah sedalam 150 cm," kata Ketua RT10, Rudi Suwandi (44), saat ditemui Sindonews di kediamannya, Minggu 9 November 2014.
Rudi menambahkan, untuk mengantisipasi terbenamnya rumah warga yang tinggal di Kampung Apung, warga mengurug air di rumahnya menggunakan tanah yang dibeli sendiri.
"Sekali urug, satu mobil dengan puing-puing bekas rumah bisa kena Rp300 ribu. Paling banyak satu mobil ya tiga meteran dapetnya. Kalau satu rumah saja paling enggak bisa mencapai 25 mobil, kalau mau diurug sampe bener-bener enggak ada airnya. Selain di urug, rumah kita tinggiin sendiri. Sedang bangunan rumah yang di bawah itu jadi terendam. Anggap saja jadi bunker," ujarnya.
(mhd)