Bima Arya: Jakarta dan Bandung Lebih Macet dari Bogor
A
A
A
BOGOR - Masuknya Kota Bogor dalam urutan dua kota termacet se-Indonesia membuat Wali Kota Bogor Bima Arya angkat bicara.
Menurut Bima, Jakarta dan Bandung yang sebenarnya lebih macet daripada Bogor.
"Saya setuju bila Kota Bogor disebut kota macet. Namun, bila disebut kota termacet tanpa menyebutkan indikatornya, menjadi bias penafsirannya. Saya pikir Jakarta dan Bandung lebih macet dari Bogor," kata Bima kepada wartawan di kantornya, Rabu (22/10/2014).
Berdasarkan hasil kajian Dinas Perhubungan Kota Bogor, pada tahun 2012 laju kendaraan 20,5 kilometer per jam. Selanjutnya pada 2013 lalu, laju kendaraan 15,5 kilometer per jam.
Setiap hari sekitar 50.000 kendaraan melaju di jalan-jalan utama seperti, Jalan Ir H Djuanda, Jalan Sudirman, Jalan Soleh Iskandar dan Jalan Raya Tajur.
Berdasarkan data pula, setiap harinya lalu lintas orang keluar masuk Kota Bogor sekitar 600.000 orang.
Mengenai penyebab kemacetan Kota Bogor, kata Bima, dikarenakan sejak dahulu hingga sekarang pengelolaan tata ruang Kota Bogor sudah amburadul.
Kemudian juga dikarenakan jaringan jalan kurang dan jumlah kendaraan terus bertambah. Apalagi saat akhir pekan, kota yang dipimpinnya sudah menjadi tujuan utama warga Jabodetabek.
Sementara anggota Komisi C DPRD Kota Bogor Lania Sari menganggap wajar Kota Bogor menyandang predikat kota termacet. Hal ini dikarenakan kapasitas jalan dan volume kendaraan tidak seimbang.
"Dari tahun ke tahun, kapasitas jalan tidak bertambah. Sedangkan jumlah kendaraan dan penduduk di Kota Bogor terus bertambah. Sehingga terjadi kemacetan parah," kata politikus PDIP itu.
Menurut Bima, Jakarta dan Bandung yang sebenarnya lebih macet daripada Bogor.
"Saya setuju bila Kota Bogor disebut kota macet. Namun, bila disebut kota termacet tanpa menyebutkan indikatornya, menjadi bias penafsirannya. Saya pikir Jakarta dan Bandung lebih macet dari Bogor," kata Bima kepada wartawan di kantornya, Rabu (22/10/2014).
Berdasarkan hasil kajian Dinas Perhubungan Kota Bogor, pada tahun 2012 laju kendaraan 20,5 kilometer per jam. Selanjutnya pada 2013 lalu, laju kendaraan 15,5 kilometer per jam.
Setiap hari sekitar 50.000 kendaraan melaju di jalan-jalan utama seperti, Jalan Ir H Djuanda, Jalan Sudirman, Jalan Soleh Iskandar dan Jalan Raya Tajur.
Berdasarkan data pula, setiap harinya lalu lintas orang keluar masuk Kota Bogor sekitar 600.000 orang.
Mengenai penyebab kemacetan Kota Bogor, kata Bima, dikarenakan sejak dahulu hingga sekarang pengelolaan tata ruang Kota Bogor sudah amburadul.
Kemudian juga dikarenakan jaringan jalan kurang dan jumlah kendaraan terus bertambah. Apalagi saat akhir pekan, kota yang dipimpinnya sudah menjadi tujuan utama warga Jabodetabek.
Sementara anggota Komisi C DPRD Kota Bogor Lania Sari menganggap wajar Kota Bogor menyandang predikat kota termacet. Hal ini dikarenakan kapasitas jalan dan volume kendaraan tidak seimbang.
"Dari tahun ke tahun, kapasitas jalan tidak bertambah. Sedangkan jumlah kendaraan dan penduduk di Kota Bogor terus bertambah. Sehingga terjadi kemacetan parah," kata politikus PDIP itu.
(whb)