Pesawat Meledak, GMF Soekarno-Hatta Bantah Ada Korban
A
A
A
JAKARTA - PT GMF membantah adanya korban jiwa dalam ledakkan pesawat bekas di Bandara Soekarno-Hatta. Bahkan, GMF juga menolak dikatakan meledak, karena menurutnya itu hanya terbakar tanpa adanya ledakan.
"Bahkan tak ada korban. Saya sangkal itu (pernyataan Kapolres). Lebih seram kalau tabung gas tiga kilogram yang meledak daripada peristiwa ini. Kalau ini hanya bahan yang mudah terbakar saja, itu pun karena terkena percikan dari gerindra," Kepala Humas PT Garuda Maintenance Facility Aviv di Tangerang, Minggu (12/10/2014).
Sementara itu, Manajer Humas dan Protokoler Bandara Internasional Soekarno-Hatta Yudis Tiawan membenarkan adanya peristiwa tersebut. Namun, dia tak mengetahui kronologisnya.
Pihaknya hanya memastikan, jika peristiwa itu tidak sampai menggangu pelayanan penerbangan di bandara tersebut.
"Meski tak mengganggu, kami harapkan agar peristiwa ini tak terulang kembali. Seluruh proses pemotongan pesawat seharusnya dilakukan dengan melihat safety and secure," terangnya.
Sekadar diketahui, pesawat yang sebelumnya milik Sriwijaya Air yang kemudian dibeli oleh PT Wira Jaya, rencananya pesawat itu akan dibawa keluar. Tetapi sebelum dibawa, badan pesawat itu akan dipotong terlebih dahulu.
Namun, pemotongan tersebut diduga tidak dilakukan secara standar operasional prosedur (SOP).
"Bahkan tak ada korban. Saya sangkal itu (pernyataan Kapolres). Lebih seram kalau tabung gas tiga kilogram yang meledak daripada peristiwa ini. Kalau ini hanya bahan yang mudah terbakar saja, itu pun karena terkena percikan dari gerindra," Kepala Humas PT Garuda Maintenance Facility Aviv di Tangerang, Minggu (12/10/2014).
Sementara itu, Manajer Humas dan Protokoler Bandara Internasional Soekarno-Hatta Yudis Tiawan membenarkan adanya peristiwa tersebut. Namun, dia tak mengetahui kronologisnya.
Pihaknya hanya memastikan, jika peristiwa itu tidak sampai menggangu pelayanan penerbangan di bandara tersebut.
"Meski tak mengganggu, kami harapkan agar peristiwa ini tak terulang kembali. Seluruh proses pemotongan pesawat seharusnya dilakukan dengan melihat safety and secure," terangnya.
Sekadar diketahui, pesawat yang sebelumnya milik Sriwijaya Air yang kemudian dibeli oleh PT Wira Jaya, rencananya pesawat itu akan dibawa keluar. Tetapi sebelum dibawa, badan pesawat itu akan dipotong terlebih dahulu.
Namun, pemotongan tersebut diduga tidak dilakukan secara standar operasional prosedur (SOP).
(mhd)