Sidang Pembunuhan Ade Sara Gaduh
A
A
A
JAKARTA - Sidang lanjutan kasus pembunuhan Ade Sara Suroto di Pengadilan Negeri, Jakarta Pusat berlangsung gaduh.
Kegaduhan diawali saat Kuasa Hukum Ahmad Imam Al Hafitd, Hendra Yanto, ingin menekankan penemuan barang oleh Tim Buser di dalam mobil pelaku.
"Barang-barang apa saja yang saudara temukan di dalam mobil?" tanya Hendra kepada saksi di PN Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakpus, Selasa (6/10/2014).
Pertanyaan itu langsung dijawab oleh salah seorang saksi dari pihak kepolisian Brigadir Bejo. "Hanya ada tas putih dan sepatu," jawabnya.
Hendra kembali bertanya pada saksi. "Menurut anda, apakah bisa membunuh menggunakan dua alat tersebut?" tanyanya.
Bejo kembali menuturkan. "Bergantung persepsi masing-masing," ujarnya.
Keluarga Ade Sara, yang mendengarkan pertanyaan Hendra langsung mengomentari. "Pertanyaannya aneh. Tidak mendasar," kata ayah Ade, Suroto dalam ruang sidang.
Ibunda Ade Sara, Elisabeth Diana yang hadir dalam persidangan itu juga langsung menimpalinya. "Itu pernyataan Bodoh yang tidak layak untuk dijawab," cetusnya.
Dia juga melanjutkan, jangankan dengan tas dan sepatu, tangan kosong pun dapat melakukan pembunuhan. "Dengan tangan saja itu sudah bisa membunuh Pak Hakim," ucapnya.
Selain itu, kegaduhan juga terjadi saat Assyifa melakukan pembantahan atas keterangan yang diberikan oleh saksi pertama itu.
"Saya hanya memberikan tisu. Tisunya dimasukkan sendiri (oleh Ade ke dalam mulutnya)," kilahnya.
Kemudian, kedua orang tua Ade Sara langsung memberikan komentarnya secara lantang. "Kenapa tidak dikasih roti saja Assyifa," tuturnya.
Selain kedua orang tua Ade, Tante Ade Sara, Teti mengatakan komentarnya terhadap bantahan Assyifa.
"Memangnya keponakan gue doyan makan tisu. Apa lagi kelaparan? Kasihan amat ponakan gue," sindirnya.
Kegaduhan diawali saat Kuasa Hukum Ahmad Imam Al Hafitd, Hendra Yanto, ingin menekankan penemuan barang oleh Tim Buser di dalam mobil pelaku.
"Barang-barang apa saja yang saudara temukan di dalam mobil?" tanya Hendra kepada saksi di PN Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakpus, Selasa (6/10/2014).
Pertanyaan itu langsung dijawab oleh salah seorang saksi dari pihak kepolisian Brigadir Bejo. "Hanya ada tas putih dan sepatu," jawabnya.
Hendra kembali bertanya pada saksi. "Menurut anda, apakah bisa membunuh menggunakan dua alat tersebut?" tanyanya.
Bejo kembali menuturkan. "Bergantung persepsi masing-masing," ujarnya.
Keluarga Ade Sara, yang mendengarkan pertanyaan Hendra langsung mengomentari. "Pertanyaannya aneh. Tidak mendasar," kata ayah Ade, Suroto dalam ruang sidang.
Ibunda Ade Sara, Elisabeth Diana yang hadir dalam persidangan itu juga langsung menimpalinya. "Itu pernyataan Bodoh yang tidak layak untuk dijawab," cetusnya.
Dia juga melanjutkan, jangankan dengan tas dan sepatu, tangan kosong pun dapat melakukan pembunuhan. "Dengan tangan saja itu sudah bisa membunuh Pak Hakim," ucapnya.
Selain itu, kegaduhan juga terjadi saat Assyifa melakukan pembantahan atas keterangan yang diberikan oleh saksi pertama itu.
"Saya hanya memberikan tisu. Tisunya dimasukkan sendiri (oleh Ade ke dalam mulutnya)," kilahnya.
Kemudian, kedua orang tua Ade Sara langsung memberikan komentarnya secara lantang. "Kenapa tidak dikasih roti saja Assyifa," tuturnya.
Selain kedua orang tua Ade, Tante Ade Sara, Teti mengatakan komentarnya terhadap bantahan Assyifa.
"Memangnya keponakan gue doyan makan tisu. Apa lagi kelaparan? Kasihan amat ponakan gue," sindirnya.
(mhd)