Dua Sungai di Bekasi Tercemar Limbah Beracun
A
A
A
BEKASI - Dua sungai yang melintas di Kota Bekasi dipastikan tercemar bahan beracun dan berbahaya (B3). Itu dibuktikan setelah banyak ikan yang mati mengapung di pinggiran dua sungai tersebut.
Diduga pencemaran limbah tersebut dari pabrik obat nyamuk. Kedua sungai yang tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun itu di antaranya Sungai Bekasi dan Sungai Kalimalang.
Sungai Bekasi merupakan salah satu sumber mata air untuk memproduksi air di dua perusahaan air minum. Kuat dugaan, limbah berbahaya itu dari perusahaan di Bogor.
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi Dadang Hidayat mengatakan, sudah mengirimi surat kepada Bupati Bogor terkait pencemaran limbah tersebut. Dan sempel air sudah diambil untuk dilakukan uji materi.
"Kami sudah ambil sampel airnya," kata Dadang kepada wartawan di Bekasi, Selasa (30/9/2014).
Selain mengambil sempel air, kata dia, pihaknya melakukan penelitian di kedua sungai tersebut. Dadang menduga limbah itu berasal dari sebuah pabrik obat nyamuk di kawasan Kabupaten Bogor. Karena, air di dua sungai itu seperti tercampur dengan minyak.
"Praduga sih dari pabrik pembuat obat nyamuk. Kalau di Kota Bekasi tidak ada pabrik tersebut," ungkapnya.
BPLH sudah berkordinasi dengan perusahaan air minum terkait penghentian produksi air. Hal itu ditujukan untuk mengantisipasi adanya cairan limbah yang tercampur pada air baku.
Apalagi, BPLH meminta kepada perusahaan air minum agar tidak memproduksi air terdahulu, karena kondisi air memang tak layak dan sungai Kalimalang sebagai sumber mata air yang diambil DKI Jakarta.
Dadang memantau, kondisi air mulai dari jembatan Kemang Pratama hingga bendungan Kali Bekasi tercampur limbah. Hanya saja, kondisi air mulai dari jembatan Kemang Pratama sampai ke bendungan selatan, sudah normal.
"Kalau air dari Bogor sampai jembatan Kemang Pratama berwarna kuning," ujarnya.
Sementara air menuju bendungan Kali Bekasi berwarma hitam. Untuk itu, BPLH akan melakukan penyelidikan terkait pencemaran limbah tersebut.
Karena kuat kemungkinan limbah beracun itu dibuang pada malam hari, saat orang-orang sudah sepi.
Diduga pencemaran limbah tersebut dari pabrik obat nyamuk. Kedua sungai yang tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun itu di antaranya Sungai Bekasi dan Sungai Kalimalang.
Sungai Bekasi merupakan salah satu sumber mata air untuk memproduksi air di dua perusahaan air minum. Kuat dugaan, limbah berbahaya itu dari perusahaan di Bogor.
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi Dadang Hidayat mengatakan, sudah mengirimi surat kepada Bupati Bogor terkait pencemaran limbah tersebut. Dan sempel air sudah diambil untuk dilakukan uji materi.
"Kami sudah ambil sampel airnya," kata Dadang kepada wartawan di Bekasi, Selasa (30/9/2014).
Selain mengambil sempel air, kata dia, pihaknya melakukan penelitian di kedua sungai tersebut. Dadang menduga limbah itu berasal dari sebuah pabrik obat nyamuk di kawasan Kabupaten Bogor. Karena, air di dua sungai itu seperti tercampur dengan minyak.
"Praduga sih dari pabrik pembuat obat nyamuk. Kalau di Kota Bekasi tidak ada pabrik tersebut," ungkapnya.
BPLH sudah berkordinasi dengan perusahaan air minum terkait penghentian produksi air. Hal itu ditujukan untuk mengantisipasi adanya cairan limbah yang tercampur pada air baku.
Apalagi, BPLH meminta kepada perusahaan air minum agar tidak memproduksi air terdahulu, karena kondisi air memang tak layak dan sungai Kalimalang sebagai sumber mata air yang diambil DKI Jakarta.
Dadang memantau, kondisi air mulai dari jembatan Kemang Pratama hingga bendungan Kali Bekasi tercampur limbah. Hanya saja, kondisi air mulai dari jembatan Kemang Pratama sampai ke bendungan selatan, sudah normal.
"Kalau air dari Bogor sampai jembatan Kemang Pratama berwarna kuning," ujarnya.
Sementara air menuju bendungan Kali Bekasi berwarma hitam. Untuk itu, BPLH akan melakukan penyelidikan terkait pencemaran limbah tersebut.
Karena kuat kemungkinan limbah beracun itu dibuang pada malam hari, saat orang-orang sudah sepi.
(mhd)