Siswa SMP Ngaku Dicambuk Kepsek di Depan Kelas
A
A
A
JAKARTA - Dituding main HP di kelas, seorang pelajar SMP mengaku dicambuk kepala sekolah. Aksi pencambukan ini disaksikan teman-teman sekelasnya.
Peristiwa ini terjadi Kamis 25 September 2014 lalu namun baru diadukan orang tua siswa ke Polisi pada Senin 29 September 2014 kemarin.
Siswa MTs Ruhul Islam Pasar Manggis Manggarai, Menteng Wadas, Jakarta Selatan, YPP (15) menerangkan peristiwa tersebut terjadi ketika sedang berlangsung mata pelajaran Agama Islam.
Awalnya, guru pengajar meminta seorang murid yang membawa HP untuk menerjemahkan arti kata yang diajarkannya melalui internet di ponsel.
YPP lalu mengeluarkan HP-nya, tiba-tiba saja datang Kepala Sekolah mengambil HP dan membantingnya.
"Saya dituduh BBM-an lalu HP saya dibanting. Selain, punggung saya juga disabet gesper oleh Kepala Sekolah," ucap YPP kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Senin 29 September 2014.
Ini bukan kali pertama YPP mendapat siksaan kepsek. Sejak duduk di kelas I, dia sering kali menerima siksaan.
"Sejak kelas satu, kalau telat sering ditempeleng. Enggak cuma saya. Hampir seluruh siswa pasti pernah ditempeleng," terangnya.
Orang tua YPP, Endah Sulistyaningrum mengatakan, pihaknya telah melaporkan ke pihak kepolisian Polres Jakarta Selatan usai anaknya dianiaya oleh Kepsek sekolah Ruhul Islam.
"Setelah anak saya mengalami penganiayaan, Saya melapor ke Unit PPA, Polres Jaksel dengan Nomor laporan 1677/K/IX/2014/PMJ/Res Jaksel," ujarnya.
Usai pelaporan, YPP di bawa ke RS Pusat Pertamina guna keperluan visum.
"Dokter UGS RSPP sendiri kaget karena lukanya lecet. Dokter lalu memberi antibiotik untuk menghindari infeksi," tutur Endah.
Endah menambahkan, pihaknya akan mengadukan hal ini pada Komnas PA maupun KPAI.
Peristiwa ini terjadi Kamis 25 September 2014 lalu namun baru diadukan orang tua siswa ke Polisi pada Senin 29 September 2014 kemarin.
Siswa MTs Ruhul Islam Pasar Manggis Manggarai, Menteng Wadas, Jakarta Selatan, YPP (15) menerangkan peristiwa tersebut terjadi ketika sedang berlangsung mata pelajaran Agama Islam.
Awalnya, guru pengajar meminta seorang murid yang membawa HP untuk menerjemahkan arti kata yang diajarkannya melalui internet di ponsel.
YPP lalu mengeluarkan HP-nya, tiba-tiba saja datang Kepala Sekolah mengambil HP dan membantingnya.
"Saya dituduh BBM-an lalu HP saya dibanting. Selain, punggung saya juga disabet gesper oleh Kepala Sekolah," ucap YPP kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Senin 29 September 2014.
Ini bukan kali pertama YPP mendapat siksaan kepsek. Sejak duduk di kelas I, dia sering kali menerima siksaan.
"Sejak kelas satu, kalau telat sering ditempeleng. Enggak cuma saya. Hampir seluruh siswa pasti pernah ditempeleng," terangnya.
Orang tua YPP, Endah Sulistyaningrum mengatakan, pihaknya telah melaporkan ke pihak kepolisian Polres Jakarta Selatan usai anaknya dianiaya oleh Kepsek sekolah Ruhul Islam.
"Setelah anak saya mengalami penganiayaan, Saya melapor ke Unit PPA, Polres Jaksel dengan Nomor laporan 1677/K/IX/2014/PMJ/Res Jaksel," ujarnya.
Usai pelaporan, YPP di bawa ke RS Pusat Pertamina guna keperluan visum.
"Dokter UGS RSPP sendiri kaget karena lukanya lecet. Dokter lalu memberi antibiotik untuk menghindari infeksi," tutur Endah.
Endah menambahkan, pihaknya akan mengadukan hal ini pada Komnas PA maupun KPAI.
(ysw)