Heboh, Spanduk Caci Maki Terhadap Bima Arya Beredar di Bogor
A
A
A
BOGOR - Spanduk bertuliskan caci dan maki terhadap Wali Kota Bogor, Bima Arya terpasang di Kota Bogor.
Spanduk berwarna dasar hitam dengan ukuran 2 meter ini dipasang di 2 titik, yaitu di Simpang Jalan Raya Soleh Iskandar dan Jembatan Ciheleut.
Spanduk tersebut berisikan makian terhadap Wali Kota Bogor ini dipasang oleh anggota organisasi massa Benteng Pajajaran sekira pukul 20.00 WIB.
Ketua Ormas Benteng Pajajaran, Samson mengatakan kinerja Bima selama ini dinilai lebay dan terlalu banyak melakukan pencitraan.
"Kinerja Bima Arya lebay, penuh dengan intrik dan pencitraan, tidak mau menggunakan organ-organ dibawahnya. Seperti contoh penutupan Giant yang bergerak sendiri, padahal disitu ada Kasatpol PP sebagai penegak perda," jelasnya, Rabu, 24 September malam.
Untuk itu, lanjutnya, dia sengaja memasang spanduk tersebut agar Bima bisa berintrospreksi diri dan menjalani pemerintahan di Kota Bogor dengan baik.
"Saat ini yang dibangun oleh Bima adalah manajemen tukang cukur yang mencukur terus uangnya masuk kantong sendiri. Harusnya Bima mengedepankan profesionalisme," tuturnya.
Spanduk berwarna dasar hitam dengan ukuran 2 meter ini dipasang di 2 titik, yaitu di Simpang Jalan Raya Soleh Iskandar dan Jembatan Ciheleut.
Spanduk tersebut berisikan makian terhadap Wali Kota Bogor ini dipasang oleh anggota organisasi massa Benteng Pajajaran sekira pukul 20.00 WIB.
Ketua Ormas Benteng Pajajaran, Samson mengatakan kinerja Bima selama ini dinilai lebay dan terlalu banyak melakukan pencitraan.
"Kinerja Bima Arya lebay, penuh dengan intrik dan pencitraan, tidak mau menggunakan organ-organ dibawahnya. Seperti contoh penutupan Giant yang bergerak sendiri, padahal disitu ada Kasatpol PP sebagai penegak perda," jelasnya, Rabu, 24 September malam.
Untuk itu, lanjutnya, dia sengaja memasang spanduk tersebut agar Bima bisa berintrospreksi diri dan menjalani pemerintahan di Kota Bogor dengan baik.
"Saat ini yang dibangun oleh Bima adalah manajemen tukang cukur yang mencukur terus uangnya masuk kantong sendiri. Harusnya Bima mengedepankan profesionalisme," tuturnya.
(whb)