Lebih Baik, Integrasikan Transportasi Jakarta-Bogor
A
A
A
JAKARTA - Pengamat menilai lebih baik Pemkot Bogor dan Pemprov DKI bekerjasama bangun transportasi massal daripada batasi pelat B.
Pengamat Transportasi Nirwono Joga mengatakan, melarang mobil pelat B masuk Kota Bogor bukan solusi mengatasi macet.
"Lebih baik Pemkot Bogor membenahi angkutan umum di daerahnya dahulu," terangnya ketika dihubungi Sindonews, Rabu (17/9/2014).
Setelah itu, lanjut Joga, Pemkot Bogor bekerjasama dengan Pemprov DKI membangun moda transportasi massal yang terintegrasi.
Ia menyontohkan, jika dirinya ingin ke Bogor naik kereta dan menitipkan mobilnya di Stasiun Pasar Minggu, apakah lahan parkirnya memadai? Kemudian apakah KRL Jabodetabek akan sesuai dengan jadwalnya?
"Setelah sampai Bogor, mau keliling Kota Bogor saya harus pakai angkutan apa? Jangan-jangan malah buat kita tersesat lagi," ujarnya.
Jadi menurut Joga, matangkan dulu transportasi umum yang ada di kota masing-masing kemudian buat dulu transportasi massal terintegrasi baru bicara mengenai pelarangan.
Mengenai akan diterapkan tahun 2015, Joga menilai jelas tidak cukup waktu jika harus membenahi transportasinya.
"Ya jelas tidak cukup waktu kalau 2015 mah, dipikirkan dulu secara masak larangan ini. Kemudian harus dicatat para pimpinan di wilayah Jabodetabek harus kerja sama dan bersama-sama kerja baik di wilayah masing-masing maupun bekerja sama untuk integrasi transportasi," lanjutnya.
Pengamat Transportasi Nirwono Joga mengatakan, melarang mobil pelat B masuk Kota Bogor bukan solusi mengatasi macet.
"Lebih baik Pemkot Bogor membenahi angkutan umum di daerahnya dahulu," terangnya ketika dihubungi Sindonews, Rabu (17/9/2014).
Setelah itu, lanjut Joga, Pemkot Bogor bekerjasama dengan Pemprov DKI membangun moda transportasi massal yang terintegrasi.
Ia menyontohkan, jika dirinya ingin ke Bogor naik kereta dan menitipkan mobilnya di Stasiun Pasar Minggu, apakah lahan parkirnya memadai? Kemudian apakah KRL Jabodetabek akan sesuai dengan jadwalnya?
"Setelah sampai Bogor, mau keliling Kota Bogor saya harus pakai angkutan apa? Jangan-jangan malah buat kita tersesat lagi," ujarnya.
Jadi menurut Joga, matangkan dulu transportasi umum yang ada di kota masing-masing kemudian buat dulu transportasi massal terintegrasi baru bicara mengenai pelarangan.
Mengenai akan diterapkan tahun 2015, Joga menilai jelas tidak cukup waktu jika harus membenahi transportasinya.
"Ya jelas tidak cukup waktu kalau 2015 mah, dipikirkan dulu secara masak larangan ini. Kemudian harus dicatat para pimpinan di wilayah Jabodetabek harus kerja sama dan bersama-sama kerja baik di wilayah masing-masing maupun bekerja sama untuk integrasi transportasi," lanjutnya.
(ysw)