MUI Gandeng BNPT Antisipasi ISIS dan Radikalisme
A
A
A
DEPOK - MUI bersama BNPT bersinergi untuk mengantisipasi upaya radikalisme oleh kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama. Komitmen tersebut diungkapkan dalam acara halakoh alim ulama di Bojongsari, Depok, Jawa Barat.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris meminta masyarakat, untuk meningkatkan kewaspadaan terkait persoalan itu. Tokoh masyarakat dan alim ulama dinilai efektif untuk memberikan pemahaman dan pencerahan kepada masyarakat terutama pemuda.
"Jangan terpancing dengan isu-isu yang menggunakan simbol agama. Peran media juga di sini sangat besar, bagimana media hendaknya mampu menyajikan berita yang menyejukan dan mencerdaskan anak-anak," kata Idris di Depok, Minggu 7 September 2014.
Lebih lanjut ia mengatakan, media, MUI, BNPT, Perguruan Tinggi dan lainnya harus duduk bersama untuk menyatukan strategi yang kuat.
"Media goyang, pesantren goyang, perguruan tinggi goyang, dengan demikian kami kira ISIS tidak perlu dibesar-besarkan dan memang tidak ada apa-apanya, akibatnyalah yang harus diwaspadai," tegasnya.
Ketua MUI Sawangan, KH Abdullah Syafei mengatakan, untuk di wilayah Sawangan saat ini belum ditemukan adanya pengikut ISIS.
"Kami selalu menjalin koordinasi dengan aparat kepolisian dan koramil. Alhamdulillah, hingga saat ini kami belum menemukan pengikut ISIS di wilayah Sawangan, dan Depok," tandasnya.
Namun begitu, dirinya tak mau lengah dan selalu menyampaikan serta mensosialisasi bahaya ISIS kepada masyarakat termasuk bahaya radikalisasi yang mengatasnamakan agama.
"Maraknya aksi radikalisme yang mengatasnamakan agama saat ini membuat prihatin kalangan alim ulama di wilayah Depok pada umumnya. Kami pun harus bekerja ekstra untuk memberikan pemahaman agama yang seutuhnya kepada masyarakat," katanya.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris meminta masyarakat, untuk meningkatkan kewaspadaan terkait persoalan itu. Tokoh masyarakat dan alim ulama dinilai efektif untuk memberikan pemahaman dan pencerahan kepada masyarakat terutama pemuda.
"Jangan terpancing dengan isu-isu yang menggunakan simbol agama. Peran media juga di sini sangat besar, bagimana media hendaknya mampu menyajikan berita yang menyejukan dan mencerdaskan anak-anak," kata Idris di Depok, Minggu 7 September 2014.
Lebih lanjut ia mengatakan, media, MUI, BNPT, Perguruan Tinggi dan lainnya harus duduk bersama untuk menyatukan strategi yang kuat.
"Media goyang, pesantren goyang, perguruan tinggi goyang, dengan demikian kami kira ISIS tidak perlu dibesar-besarkan dan memang tidak ada apa-apanya, akibatnyalah yang harus diwaspadai," tegasnya.
Ketua MUI Sawangan, KH Abdullah Syafei mengatakan, untuk di wilayah Sawangan saat ini belum ditemukan adanya pengikut ISIS.
"Kami selalu menjalin koordinasi dengan aparat kepolisian dan koramil. Alhamdulillah, hingga saat ini kami belum menemukan pengikut ISIS di wilayah Sawangan, dan Depok," tandasnya.
Namun begitu, dirinya tak mau lengah dan selalu menyampaikan serta mensosialisasi bahaya ISIS kepada masyarakat termasuk bahaya radikalisasi yang mengatasnamakan agama.
"Maraknya aksi radikalisme yang mengatasnamakan agama saat ini membuat prihatin kalangan alim ulama di wilayah Depok pada umumnya. Kami pun harus bekerja ekstra untuk memberikan pemahaman agama yang seutuhnya kepada masyarakat," katanya.
(mhd)