Media Sosial Jangan Dijadikan Diary

Minggu, 07 September 2014 - 18:20 WIB
Media Sosial Jangan Dijadikan Diary
Media Sosial Jangan Dijadikan Diary
A A A
DEPOK - Media sosial seperti Twitter dan Facebook sering dijadikan diary pribadi. Akibatnya kerap kali terjadi permasalahan hukum yang dihadapi seseorang setelah mengunggah status di media sosial.

Terbaru, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang dibuat berang dengan kicauan pemilik akun @kemalsept.

Pasalnya pemilik akun itu menghina Kota Bandung hingga membuat sang wali kota bertindak tegas.

Pengamat Sosial Budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menilai, pengguna media sosial sering kali salah memahami bahwa media sosial dijadikan diary, yang sifatnya pribadi.

Padahal dari asal katanya yaitu media sosial, menunjukkan bahwa media ini digunakan untuk media umum.

"Mengingat media sosial merupakan lautan umat, semua orang bisa berada di sana, kita akan sulit mengontrol respon orang terhadap sikap kita. Sebaiknya jangan gunakan media sosial sebagai diary," kata Devie saat dihubungi Sindonews, Minggu (7/9/2014).

Yang perlu diperhatikan, lanjut dia, adalah mengenai etika berinternet (netiquitte). Dimana, komunikasi di ruang publik harus memperhatikan falsafah dasar komunikasi.

"Jangan mengatakan atau berperilaku kepada orang lain sesuatu yang kita tidak ingin mendengarkan atau diperlakukan oleh orang lain," tukasnya.

Dia berpesan pada generasi muda yang kerap tersandung masalah akibat kasus seperti ini untuk lebih berhati-hati jika meluapkan kicauan. Jika salah, maka bisa seperti pemilik akun @kemalsept.

"Yang perlu dipahami bagi generasi muda, media sosial saat ini telah menjadi etalase pribadi kita. Dan dunia sudah semakin 'telanjang' dengan adanya media sosial," ujar dosen program Vokasi UI itu.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7037 seconds (0.1#10.140)