Jadi Korban Penganiayaan, Kecerdasan Balita Sulit Berkembang
A
A
A
JAKARTA - Balita yang menjadi korban penganiayaan berdampak pada ketidakberkembangan kecerdasan anak secara baik. Secara psikologis, prilaku anak akan terganggu.
"Secara emosinal bayi akan suka murung, rewel, kecerdasan tidak berkembang secara baik," kata Psikolog klinis dari Universitas Indonesia (UI) Winarini Wilman saat dihubungi Sindonews, Jumat (5/9/2014).
Winarini menambahkan, anak yang menjadi korban penganiayaan harus diperiksa secara kejiwaan. Karena, anak yang masih kecil sudah menjadi korban kekerasan akan sulit untuk diajak berkomunikasi.
"Seorang anak yang masih kecil itu masih belum bisa ditanya, jadi
harus diperiksa secara fisik. Untuk mengetahui luka yang di
deritanya, baik luka luar maupun luka dalam," katanya.
Sekadar diketahui, seorang balita diduga menjadi korban penganiayaan di Baby Daycare Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat. Balita yang masih berusia 14 bulan itu mengalami luka memar di bagian pipi kirinya.
"Secara emosinal bayi akan suka murung, rewel, kecerdasan tidak berkembang secara baik," kata Psikolog klinis dari Universitas Indonesia (UI) Winarini Wilman saat dihubungi Sindonews, Jumat (5/9/2014).
Winarini menambahkan, anak yang menjadi korban penganiayaan harus diperiksa secara kejiwaan. Karena, anak yang masih kecil sudah menjadi korban kekerasan akan sulit untuk diajak berkomunikasi.
"Seorang anak yang masih kecil itu masih belum bisa ditanya, jadi
harus diperiksa secara fisik. Untuk mengetahui luka yang di
deritanya, baik luka luar maupun luka dalam," katanya.
Sekadar diketahui, seorang balita diduga menjadi korban penganiayaan di Baby Daycare Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat. Balita yang masih berusia 14 bulan itu mengalami luka memar di bagian pipi kirinya.
(mhd)