Mangkrak, Kepsek Pesimis Bangunan Baru Usai 2015
A
A
A
JAKARTA - Proyek revitalisasi SMAN 95 Jakarta sudah dihentikan sejak delapan bulan lalu. Rencananya pembangunan yang terdiri dari empat lantai itu akan memiliki 40 ruangan.
Hal itu diucapkan Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 95 Jakarta Herman Syafri. Dia juga mengatakan, rencana pembangunan itu termasuk delapan ruang kelas X dengan jumlah 288 siswa, delapan ruang kelas XI dengan jumlah 288 siswa dan delapan ruang kelas XII dengan jumlah 316 siswa. Namun, untuk lebih jelasnya ada di Dinas Pendidikan sebagai pihak yang berwenang.
"Kami pesimis jika 892 siswa didik dapat menikmati sarana dan prasarana gedung baru mulai Januari 2015 nanti, seperti yang dijanjikan Dinas Pendidikan DKI. Apalagi kelanjutan anggaran pembangunan gedung sekolah berlantai empat itu tidak masuk dalam APBD di Dinas Pendidikan DKI," jelas Herman kepada wartawan di Jakarta, Rabu 20 Agustus 2014.
Dia berharap, proyek pembangunan tersebut dikebut dengan APBD Perubahan yang biasanya turun pada akhir September nanti.
Vika Amelia, siswi IPS III SMAN 95 Jakarta berharap, agar pembangunan sekolah baru cepat diselesaikan, meski dirinya tidak dapat menikmatinya mengingat dirinya sudah duduk di bangku kelas XII.
"kasihan adik-adik kelas, jika harus merasakan sekolah mengungsi seperti kami ini," ujarnya.
Sedangkan, Kasie Sarana-Prasana Pendidikan Jakarta Barat, Alex Usman mengatakan, proyek pembangunan rehab total itu saat ini tengah dalam proses lelang yang diajukan di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP) sebesar Rp6 Miliar. Berdasarkan pengetahuannya, proyek pembangunan SMAN 95 Jakarta itu memakan waktu selama dua tahunan dan dua kali diajukan dalam APBD.
"Anggaran tahun lalu kan sudah dihabiskan sekitar Rp18 miliar, ini tinggal finishing saja yang diperkirakan habis Rp6 miliar. Kami pun menargetkan Januari nanti gedung baru sudah dapat ditempati," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah pihak terkait baik Kepala Dinas, Wakil ataupun Kepala Bidang Sarana Prasananya hingga kini belum dapat dihubungi.
Berdasarkan pantauan, rehab total bangunan gedung sekolah berlantai empat yang terbagi tiga bagian itu baru mencapai 60 persen. Hanya lantai empat yang belum berkeramik.
Dinding gedung belum diperhalus, masih berupa tembok semen. Atap genting dan dak semen di balkon tiap lantai belum terlihat sempurna. Begitu pun dengan lapangan upaca sekolah yang masih berupa tanah dan ditumbuhi rumputan kering.
Sementara ini bangunan lama di samping proyek yang tidak tersentuh digunakan sebagai ruang Tata Usaha. Di ruang yang terbatas itu terlihat banyak tumpukan dokumen sekolah.
Hal itu diucapkan Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 95 Jakarta Herman Syafri. Dia juga mengatakan, rencana pembangunan itu termasuk delapan ruang kelas X dengan jumlah 288 siswa, delapan ruang kelas XI dengan jumlah 288 siswa dan delapan ruang kelas XII dengan jumlah 316 siswa. Namun, untuk lebih jelasnya ada di Dinas Pendidikan sebagai pihak yang berwenang.
"Kami pesimis jika 892 siswa didik dapat menikmati sarana dan prasarana gedung baru mulai Januari 2015 nanti, seperti yang dijanjikan Dinas Pendidikan DKI. Apalagi kelanjutan anggaran pembangunan gedung sekolah berlantai empat itu tidak masuk dalam APBD di Dinas Pendidikan DKI," jelas Herman kepada wartawan di Jakarta, Rabu 20 Agustus 2014.
Dia berharap, proyek pembangunan tersebut dikebut dengan APBD Perubahan yang biasanya turun pada akhir September nanti.
Vika Amelia, siswi IPS III SMAN 95 Jakarta berharap, agar pembangunan sekolah baru cepat diselesaikan, meski dirinya tidak dapat menikmatinya mengingat dirinya sudah duduk di bangku kelas XII.
"kasihan adik-adik kelas, jika harus merasakan sekolah mengungsi seperti kami ini," ujarnya.
Sedangkan, Kasie Sarana-Prasana Pendidikan Jakarta Barat, Alex Usman mengatakan, proyek pembangunan rehab total itu saat ini tengah dalam proses lelang yang diajukan di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP) sebesar Rp6 Miliar. Berdasarkan pengetahuannya, proyek pembangunan SMAN 95 Jakarta itu memakan waktu selama dua tahunan dan dua kali diajukan dalam APBD.
"Anggaran tahun lalu kan sudah dihabiskan sekitar Rp18 miliar, ini tinggal finishing saja yang diperkirakan habis Rp6 miliar. Kami pun menargetkan Januari nanti gedung baru sudah dapat ditempati," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah pihak terkait baik Kepala Dinas, Wakil ataupun Kepala Bidang Sarana Prasananya hingga kini belum dapat dihubungi.
Berdasarkan pantauan, rehab total bangunan gedung sekolah berlantai empat yang terbagi tiga bagian itu baru mencapai 60 persen. Hanya lantai empat yang belum berkeramik.
Dinding gedung belum diperhalus, masih berupa tembok semen. Atap genting dan dak semen di balkon tiap lantai belum terlihat sempurna. Begitu pun dengan lapangan upaca sekolah yang masih berupa tanah dan ditumbuhi rumputan kering.
Sementara ini bangunan lama di samping proyek yang tidak tersentuh digunakan sebagai ruang Tata Usaha. Di ruang yang terbatas itu terlihat banyak tumpukan dokumen sekolah.
(mhd)