Mudah Galau, Remaja Sasaran Empuk Pengedar Narkoba
A
A
A
DEPOK - Narkoba terus menyerang sebagai virus negatif hingga ke dunia pendidikan. Baru-baru ini nama kampus Universitas Nasional (Unas) tercoreng lantaran temuan narkoba dan senjata tajam di dalam kampus.
Pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menyebutkan, usia remaja dan mahasiswa memang sasaran empuk bagi bisnis atau industri bagi mafia narkoba. Sebab tingkat kematangan atau kedewasaan seseorang, lanjutnya, berada pada level usia 25 tahun.
"Saat mahasiswa dan remaja tentu masih galau dan karena itu mereka adalah pasar yang mudah dipengaruhi," tegasnya di Depok, Jumat (15/8/2014).
Narkoba, kata Devie, bukan persoalan mengincar konsumen yang memiliki uang. Meski sasaran mafia narkoba masih pelajar dan mahasiswa yang belum bisa menghasilkan nafkah sendiri, narkoba tetap bisa tumbuh subur.
"Narkoba bukan persoalan uang, narkoba erat kaitannya dengan kriminalitas, kalau sudah menjadi pecandu, maka pengguna narkoba akan nekat melakukan tindakan kriminal, terdorong untuk mencuri, memalak dan sebagainya," tukasnya.
Bagi mahasiswa yang serius menempuh studi, lanjutnya, tentu lingkungan kampus seperti Unas membuat kondisi perkuliahan tidak nyaman apalagi jika sampai ada peristiwa ancaman dan memalak. Ia mendorong pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta aparat penegak hukum untuk memberikan pelatihan berupa modul-modul di setiap kampus untuk mencium mafia narkoba di kampus.
"Untuk pemerintah dan aparat penegak hukum harus serius memberikan pendampingan, pelatihan untuk mengendus atau mencium 'serangan' mafia narkoba, Kemendikbud wajib merancang modul-modul dan penanganan mahasiswa atau pelajar yang terpapar narkoba atau menjadi klien dari mafia narkoba," tandasnya.
Pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menyebutkan, usia remaja dan mahasiswa memang sasaran empuk bagi bisnis atau industri bagi mafia narkoba. Sebab tingkat kematangan atau kedewasaan seseorang, lanjutnya, berada pada level usia 25 tahun.
"Saat mahasiswa dan remaja tentu masih galau dan karena itu mereka adalah pasar yang mudah dipengaruhi," tegasnya di Depok, Jumat (15/8/2014).
Narkoba, kata Devie, bukan persoalan mengincar konsumen yang memiliki uang. Meski sasaran mafia narkoba masih pelajar dan mahasiswa yang belum bisa menghasilkan nafkah sendiri, narkoba tetap bisa tumbuh subur.
"Narkoba bukan persoalan uang, narkoba erat kaitannya dengan kriminalitas, kalau sudah menjadi pecandu, maka pengguna narkoba akan nekat melakukan tindakan kriminal, terdorong untuk mencuri, memalak dan sebagainya," tukasnya.
Bagi mahasiswa yang serius menempuh studi, lanjutnya, tentu lingkungan kampus seperti Unas membuat kondisi perkuliahan tidak nyaman apalagi jika sampai ada peristiwa ancaman dan memalak. Ia mendorong pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta aparat penegak hukum untuk memberikan pelatihan berupa modul-modul di setiap kampus untuk mencium mafia narkoba di kampus.
"Untuk pemerintah dan aparat penegak hukum harus serius memberikan pendampingan, pelatihan untuk mengendus atau mencium 'serangan' mafia narkoba, Kemendikbud wajib merancang modul-modul dan penanganan mahasiswa atau pelajar yang terpapar narkoba atau menjadi klien dari mafia narkoba," tandasnya.
(mhd)