Amari Dibutuhkan untuk Kota Hidup 24 Jam
A
A
A
JAKARTA - Pemberlakuan angkutan malam hari (Amari) yang sudah memasuki satu bulan ini dinilai berjalan baik. Pasalnya, Jakarta adalah kota besar yang hidup 24 jam.
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga saat dihubungi melalui sambungan teleponnya oleh Sindonews, Selasa 15 Juli 2014 malam.
"Saya setuju (Amari), karena apa, Jakarta itu adalah kota hidup 24 jam dan dapat disamakan dengan Tokyo, Singapura dan New York. Dan di negara tersebut, baik bus dan kereta api pun 24 jam," tukasnya.
Menurut Joga, yang terpenting adalah keamanan dan kenyamanan pengguna Amari ini. Tak hanya keamanan di dalam bus maupun di halte, tapi juga keamanan dari halte ke tempat tujuan mereka.
"Setelah mereka keluar, terus pulang sendirian jalan kaki misalkan ada tidak pengamanan misalnya yang melibatkan kepolisian, satpol PP, apakah pencahayaan disekitaran (yang) dilalui dengan pencahayaan cukup, itu saya rasa harus lebih diperhatikan," tukasnya.
Pengoperasian Amari baru tiga koridor, namun Joga mengatakan, harus ada koridor lainnya. "Tapi utamakan koridor yang padat pengguna dan terus dievaluasi," tukasnya.
Sekadar diketahui, pengoperasian Amari sejak 1 Juni 2014. Dalam penerapannya baru tiga koridor yang dipergunakan untuk Amari, pertama Koridor 1 (Blok M-Kota), Koridor 3 (Kalideres-Harmoni), dan Koridor 9 (Pluit-Pinangranti).
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga saat dihubungi melalui sambungan teleponnya oleh Sindonews, Selasa 15 Juli 2014 malam.
"Saya setuju (Amari), karena apa, Jakarta itu adalah kota hidup 24 jam dan dapat disamakan dengan Tokyo, Singapura dan New York. Dan di negara tersebut, baik bus dan kereta api pun 24 jam," tukasnya.
Menurut Joga, yang terpenting adalah keamanan dan kenyamanan pengguna Amari ini. Tak hanya keamanan di dalam bus maupun di halte, tapi juga keamanan dari halte ke tempat tujuan mereka.
"Setelah mereka keluar, terus pulang sendirian jalan kaki misalkan ada tidak pengamanan misalnya yang melibatkan kepolisian, satpol PP, apakah pencahayaan disekitaran (yang) dilalui dengan pencahayaan cukup, itu saya rasa harus lebih diperhatikan," tukasnya.
Pengoperasian Amari baru tiga koridor, namun Joga mengatakan, harus ada koridor lainnya. "Tapi utamakan koridor yang padat pengguna dan terus dievaluasi," tukasnya.
Sekadar diketahui, pengoperasian Amari sejak 1 Juni 2014. Dalam penerapannya baru tiga koridor yang dipergunakan untuk Amari, pertama Koridor 1 (Blok M-Kota), Koridor 3 (Kalideres-Harmoni), dan Koridor 9 (Pluit-Pinangranti).
(mhd)