Masyarakat Depok Gemar Makan Daging
A
A
A
DEPOK - Konsumsi daging masyarakat Depok terhitung tinggi. Karena berada di atas nilai rata-rata nasional konsumsi daging yang hanya dua kilogram atau kapita per tahun.
"Tingkat konsumsi masyarakat Depok di atas nilai rata-rata nasional," kata Direktur Kesmavet dan Pasca Panen Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Akhmad Junaidi saat dialog Publik Awareneess tentang pangan asal Hewan yang Halal, Aman, Utuh dan Sehat di Depok, Selasa (15/7/2014).
Hal itu diketahui berdasarkan dari survei nasional, kata dia, masyarakat Depok mengkonsumsi daging masyarakat Depok antara lima-tujuh kilogram/kapita per tahun.
Mengenai daging tidak layak konsumsi, kata dia, pihaknya sudah melakukan penyisiran dan penyitaan. Selanjutnya akan dilakukan pemusnahan yang kini masih ditahan di pelabuhan Beukahuni. Untuk Depok sendiri, kata dia, aman dari peredaran daging celeng dan tidak laik konsumsi.
"Untuk Depok negatif (daging celeng). Saat ini di Beukahuni sudah ada ribuan kilo yang kami sita. Tentunya kami akan melakukan pengawasan terkait peredarannya," katanya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menambahkan, pihaknya selalu berkordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan pemantauan peredaran daging di Depok terutama menjelang hari raya. Hingga saat ini, kata dia, belum ada laporan atau temuan daging oplosan seperti di Bogor.
"Kalau memang ditemukan tentunya sanksinya pidana," tegasnya.
Dia mengimbau, produsen daging, dan pembeli untuk menyadari pentingnya membeli dan menyediakan daging segar dan laik konsumsi. Selain itu, pihaknya meminta kepada UPT di tiap pasar untuk intensif melakukan pemantauan terhadap penjual dan peredaran daging sehingga tidak merugikan konsumen.
"Jadilah konsumen yang cerdas dan penjual yang baik. Karena akan berdampak pada penjual juga kalau mereka tidak menjual daging laik konsumsi," tutupnya.
"Tingkat konsumsi masyarakat Depok di atas nilai rata-rata nasional," kata Direktur Kesmavet dan Pasca Panen Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Akhmad Junaidi saat dialog Publik Awareneess tentang pangan asal Hewan yang Halal, Aman, Utuh dan Sehat di Depok, Selasa (15/7/2014).
Hal itu diketahui berdasarkan dari survei nasional, kata dia, masyarakat Depok mengkonsumsi daging masyarakat Depok antara lima-tujuh kilogram/kapita per tahun.
Mengenai daging tidak layak konsumsi, kata dia, pihaknya sudah melakukan penyisiran dan penyitaan. Selanjutnya akan dilakukan pemusnahan yang kini masih ditahan di pelabuhan Beukahuni. Untuk Depok sendiri, kata dia, aman dari peredaran daging celeng dan tidak laik konsumsi.
"Untuk Depok negatif (daging celeng). Saat ini di Beukahuni sudah ada ribuan kilo yang kami sita. Tentunya kami akan melakukan pengawasan terkait peredarannya," katanya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menambahkan, pihaknya selalu berkordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan pemantauan peredaran daging di Depok terutama menjelang hari raya. Hingga saat ini, kata dia, belum ada laporan atau temuan daging oplosan seperti di Bogor.
"Kalau memang ditemukan tentunya sanksinya pidana," tegasnya.
Dia mengimbau, produsen daging, dan pembeli untuk menyadari pentingnya membeli dan menyediakan daging segar dan laik konsumsi. Selain itu, pihaknya meminta kepada UPT di tiap pasar untuk intensif melakukan pemantauan terhadap penjual dan peredaran daging sehingga tidak merugikan konsumen.
"Jadilah konsumen yang cerdas dan penjual yang baik. Karena akan berdampak pada penjual juga kalau mereka tidak menjual daging laik konsumsi," tutupnya.
(mhd)