Keluarga Wisnu Cabut Laporan Kehilangan Keluarganya
A
A
A
JAKARTA - Keluarga Wisnu Tjandra akhirnya mencabut berkas laporan orang hilang ke Polda Metro Jaya. Hal tersebut merujuk adanya informasi perihal keberadaan mantan Presiden Direktur Bank Artha Graha tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, tujuan kedatangan keluarga adalah untuk mencabut laporan yang pernah dilaporkan beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, laporan polisi (LP) nomor: 2876/B/V/PMJ/SPKT pada 13 Mei 2014 yang dibuat Anastasya, resmi dicabut. Penyidik yang belum bertemu dengan Wisnu, namun ada beberapa petunjuk yang akhirnya membuat terang perkara.
Bahkan, pihak keluarga juga mengaku mendapat pesan singkat serta telepon yang menjelaskan kondisi kesehatan dan alasan menghilang.
Selain itu, Wisnu pun sempat mengirimkan dua lembar tulisan tangan yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan.
Dalam proses pencariannya, Wisnu terlihat meninggalkan gedung Artha Graha pada Minggu 11 Mei 2014 malam dan kemudian menumpang taksi menuju gedung BCA di Jalan Thamrin. Hal ini terlihat dalam rekaman kamera CCTV.
"Wisnu pergi dengan taksi menuju salah satu hotel di Senayan dan setelah 1,5 jam menunggu, lalu pergi lagi ke Stasiun Gambir. Sesampainya di Patung Kuda, ia menerima telepon dan balik arah ke Sarinah," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Herry Heriawan kepada wartawan, Sabtu (5/7/2014).
Pada 22 Mei penyidik bergerak ke Jawa Tengah, setelah mendapat kabar keberadaan korban. Ternyata yang ditemukan hanyalah satu unit ponsel Samsung yang telah berpindah ke tangan seorang mahasiswa.
"Anak kuliahan itu membelinya dari sebuah toko di Yogyakarta. Kita telusuri dan pemilik toko mengaku menerima penjualan dari sopir taksi. Kita telusuri lagi dan ternyata sopir taksi itu mengaku disuruh menjual ponsel Wisnu Tjandra," jelasnya.
Sopir taksi tersebut juga menjelaskan kalau Wisnu minta diantarkan ke Jalan Parangtritis, Yogyakarta, yang kebetulan banyak terdapat rumah indekos. Pada 28 Mei, satu ponsel Blackberry milik Wisnu kembali ditemukan di pinggir jalan di wilayah Purwekerto oleh penggali lubang.
"Kemudian kita telusuri lagi dan Wisnu ternyata menginap di Hotel Galery di Yogyakarta dan meninggalkan SIM A. Para saksi hotel menyampaikan kalau kondisinya sehat. Artinya saudara Wisnu dalam keadaan tidak diculik," tegasnya.
Seelain itu, pihaknya menerima dua lembar goresan tinta Wisnu pada Kamis (3/7). Wisnu menyampaikan permintaan maaf kepada pimpinan bahwa dirinya telah meninggalkan tugas tanpa izin. Ia menghilang karena kemauan pribadi yang tidak bisa disampaikan.
"Pak Wisnu juga menuliskan kalau dirinya sudah menyusahkan dan sudah tidak pantas lagi menjabat di Artha Graha. Kemudian kami menyampaikan informasi ini kepada keluarganya," terangnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, tujuan kedatangan keluarga adalah untuk mencabut laporan yang pernah dilaporkan beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, laporan polisi (LP) nomor: 2876/B/V/PMJ/SPKT pada 13 Mei 2014 yang dibuat Anastasya, resmi dicabut. Penyidik yang belum bertemu dengan Wisnu, namun ada beberapa petunjuk yang akhirnya membuat terang perkara.
Bahkan, pihak keluarga juga mengaku mendapat pesan singkat serta telepon yang menjelaskan kondisi kesehatan dan alasan menghilang.
Selain itu, Wisnu pun sempat mengirimkan dua lembar tulisan tangan yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan.
Dalam proses pencariannya, Wisnu terlihat meninggalkan gedung Artha Graha pada Minggu 11 Mei 2014 malam dan kemudian menumpang taksi menuju gedung BCA di Jalan Thamrin. Hal ini terlihat dalam rekaman kamera CCTV.
"Wisnu pergi dengan taksi menuju salah satu hotel di Senayan dan setelah 1,5 jam menunggu, lalu pergi lagi ke Stasiun Gambir. Sesampainya di Patung Kuda, ia menerima telepon dan balik arah ke Sarinah," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Herry Heriawan kepada wartawan, Sabtu (5/7/2014).
Pada 22 Mei penyidik bergerak ke Jawa Tengah, setelah mendapat kabar keberadaan korban. Ternyata yang ditemukan hanyalah satu unit ponsel Samsung yang telah berpindah ke tangan seorang mahasiswa.
"Anak kuliahan itu membelinya dari sebuah toko di Yogyakarta. Kita telusuri dan pemilik toko mengaku menerima penjualan dari sopir taksi. Kita telusuri lagi dan ternyata sopir taksi itu mengaku disuruh menjual ponsel Wisnu Tjandra," jelasnya.
Sopir taksi tersebut juga menjelaskan kalau Wisnu minta diantarkan ke Jalan Parangtritis, Yogyakarta, yang kebetulan banyak terdapat rumah indekos. Pada 28 Mei, satu ponsel Blackberry milik Wisnu kembali ditemukan di pinggir jalan di wilayah Purwekerto oleh penggali lubang.
"Kemudian kita telusuri lagi dan Wisnu ternyata menginap di Hotel Galery di Yogyakarta dan meninggalkan SIM A. Para saksi hotel menyampaikan kalau kondisinya sehat. Artinya saudara Wisnu dalam keadaan tidak diculik," tegasnya.
Seelain itu, pihaknya menerima dua lembar goresan tinta Wisnu pada Kamis (3/7). Wisnu menyampaikan permintaan maaf kepada pimpinan bahwa dirinya telah meninggalkan tugas tanpa izin. Ia menghilang karena kemauan pribadi yang tidak bisa disampaikan.
"Pak Wisnu juga menuliskan kalau dirinya sudah menyusahkan dan sudah tidak pantas lagi menjabat di Artha Graha. Kemudian kami menyampaikan informasi ini kepada keluarganya," terangnya.
(ysw)