Pintu Stasiun Bogor Dialihkan, PKL Protes
A
A
A
BOGOR - Hari pertama penutupan pintu Stasiun Bogor di Jalan Nyi Raja Permas, tepatnya dekat Taman Topi, Bogor Tengah, Kota Bogor diwarnai protes pedagang kaki lima (PKL). Mereka menilai, kebijakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkesan mendadak dan dipaksakan.
Kececewaan itu diluapkan puluhan PKL, tukang becak dan pedagang di Jalan Nyi Raja Permas dengan cara berunjukrasa di depan pintu utama Stasiun Bogor (Jalan Mayor Oking).
"Dengan dialihkan ke Pintu Utama (Jalan Mayor Oking) mata pencaharian saya mati, karena enggak ada lagi penumpang yang lewat dan membeli barang dagangan saya," kata Daniel (25) pedagang aksesoris handphone saat ditemui disela-sela unjukrasa, Senin (23/6/2014).
Lebih lanjut ia menjelaskan pemberitahuan dari pihak Stasiun Bogor memang ada sejak sepekan yang lalu, namun menurutnya itu bukan solusi.
"Pemberitahuan harusnya dibarengi dengan solusi, ini tidak sama sekali, main tutup begitu saja," ungkapnya.
Pemusatan pintu keluar masuk Stasiun Bogor ke Jalan Mayor Oking/Kapten Muslihat, juga diprotes kalangan mahasiswa dan calon penumpang lainnya.
"Kita bingung dan kasihan dengan para PKL yang biasa berjualan. Kemudian tak ada sosialisasi jauh-jauh hari. Ini yang kita protes," kata Rahmat (19) mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jakarta Selatan, saat ditemui didepan Stasiun Bogor.
Sekadar diketahui, PT KAI menutup semua pintu keluar masuk dan mengalihkan ke pintu Utama di Jalan Mayor Oking secara bertahap.
Sebulan yang lalu, pintu Jalan Kapten Muslihat tepatnya depan kantor PLN ditutup. Kemudian hari ini, pintu Jalan Nyi Raja Permas.
Dengan demikian, keluar masuk Stasiun Bogor saat ini sudah terpusatkan di Jalan Mayor Oking.
Kececewaan itu diluapkan puluhan PKL, tukang becak dan pedagang di Jalan Nyi Raja Permas dengan cara berunjukrasa di depan pintu utama Stasiun Bogor (Jalan Mayor Oking).
"Dengan dialihkan ke Pintu Utama (Jalan Mayor Oking) mata pencaharian saya mati, karena enggak ada lagi penumpang yang lewat dan membeli barang dagangan saya," kata Daniel (25) pedagang aksesoris handphone saat ditemui disela-sela unjukrasa, Senin (23/6/2014).
Lebih lanjut ia menjelaskan pemberitahuan dari pihak Stasiun Bogor memang ada sejak sepekan yang lalu, namun menurutnya itu bukan solusi.
"Pemberitahuan harusnya dibarengi dengan solusi, ini tidak sama sekali, main tutup begitu saja," ungkapnya.
Pemusatan pintu keluar masuk Stasiun Bogor ke Jalan Mayor Oking/Kapten Muslihat, juga diprotes kalangan mahasiswa dan calon penumpang lainnya.
"Kita bingung dan kasihan dengan para PKL yang biasa berjualan. Kemudian tak ada sosialisasi jauh-jauh hari. Ini yang kita protes," kata Rahmat (19) mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jakarta Selatan, saat ditemui didepan Stasiun Bogor.
Sekadar diketahui, PT KAI menutup semua pintu keluar masuk dan mengalihkan ke pintu Utama di Jalan Mayor Oking secara bertahap.
Sebulan yang lalu, pintu Jalan Kapten Muslihat tepatnya depan kantor PLN ditutup. Kemudian hari ini, pintu Jalan Nyi Raja Permas.
Dengan demikian, keluar masuk Stasiun Bogor saat ini sudah terpusatkan di Jalan Mayor Oking.
(ysw)