Perwira TNI Tinju Siswa SD Hingga Berdarah

Rabu, 21 Mei 2014 - 14:28 WIB
Perwira TNI Tinju Siswa SD Hingga Berdarah
Perwira TNI Tinju Siswa SD Hingga Berdarah
A A A
JAKARTA - Mendengar anaknya diejek oleh rekan-rekan sekolahnnya, oknum perwira TNI berpangkat Letnan Kolonel naik pitam dan meninju bocah SD hingga bibirnya robek. Orangtua yang tidak terima anaknya dianiaya akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Komisi Perempuan dan Anak Indonesia (KPAI) dan POM TNI.

Menurut korban yang bernama Dwi Novrianto siswa kelas VI SD Santo Markus, Cililitan, Jakarta Timur, dirinya dipukul oknum TNI berpangkat Letnan Kolonel itu lantaran kesal mendengar anaknya, Putri diejek teman sekelasnya.

Peristiwa itu sendiri terjadi pada Selasa 22 April 2014 lalu, saat itu korban dituduh telah mengejek salah satu anaknya dengan menyebut nama salah satu penyanyi dangdut Ridho Rhoma.

"Kakaknya Putri itu memang namanya Ridho, sama temen dipanggil Ridho Rhoma. Terus dia ngadu ke bapaknya yang memang sedang menjemputnya, eh pas saya lewat saya langsung ditonjok sama bapaknya. Padahal saya tidak ikutan mengejek," ujar Novri sapaan akrab Dwi Novrianto saat ditemui di sekolahnya di SD Santo Markus, Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (21/5/2014).

Korban mengalami luka sobek di bagian mulut akibat pemukulan tersebut. Dengan mulut yang berdarah, korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke kepala sekolah.

Mendapat laporan tersebut, kepala sekolah memanggil SS untuk menjelaskan kejadian, namun SS menolak dengan alasan sedang tidak memakai pakaian rapi.

"Pas dipanggil Om itu tidak mau ke ruang kepala sekolah, katanya dia lagi pakai celana pendek. Terus kepala sekolah memanggil anak-anak yang tadi meledek sama Putri. Setelah ditanya, Putri mengakui saya tidak ikutan meledek. Yang meledek Nico," papar siswa yang berbadan tambun itu.

Mengetahui anaknya menjadi korban pemukulan, orangtua Novri langsung melakukan visum dan hendak melaporkan kejadian ke polisi. Pihak sekolah sempat melarang korban untuk melapor ke polisi dengan alasan akan melakukan mediasi dan menyelesaikan secara kekeluargaan.

Namun hingga sepekan berlalu pelaku tidak menunjukan iktikad baik. Akhirnya orangtua korban melaporkan kejadian tersebut ke KPAI kemudian ke Polisi dan ke POM tempat pelaku bertugas.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6129 seconds (0.1#10.140)
pixels