Penutupan Diskotek Stadium Mendapat Apresiasi
A
A
A
JAKARTA - Penutupan Diskotek Stadium yang dilakukan Pemrov DKI dan Aparat kepolisian perlu di apresiasi. Sebab, setelah berpuluh-puluh tahun, penutupan ini merupakan kali pertama dilakukan Pemprov DKI.
Pengamat Sosial dan Budaya Universitas Indonesia, Devi Rahmawati mengatakan sikap Pemrov DKI dan Aparat Kepolisian untuk menutup tempat hiburan terbesar di Jakarta patut diapresiasi.
"Ini sikap yang patut diapresiasi. Semoga sikap ini tidak berhenti di diskotik stadium saja," kata Devi saat dihubungi kemarin.
Berdasarkan riset yang dilakukannya, Devi melihat tempat hiburan malam sangat lekat dengan narkoba dan berujung tindakan asusila perdagangan manusia.
Jadi, apabila tempat hiburan bebas narkoba dipastikan penjualan manusia akan berkurang. Sebab, tidak ada satupun manusia dalam hal ini perempuan malam yang ingin bekerja ditempat seperti itu.
"Hasil riset menunjukan jika para pekerja seks sebenarnya tidak mau terjun ke dunia tersebut. Begitu juga dengan para penggunanya, jika tidak menggunakan narkoba mereka akan malu dan enggan menggunakan para perempuan itu," ujarnya.
Mengenai langkah-langkah penutupan yang dilakukan, kata Devie tentunya sesuai prosedur yang ada, mengingat tempat hiburan sebagai penyumbang terbesar pendapatan daerah.
Menurutnya, Pemprov DKI dan Kepolisian harus terlebih dulu menyelidiki apakah benar tempat hiburan tersebut merupakan peredaran narkoba.
"Kalau ketahuan sekali lebih baik ingatkan, kedua kali langsung tutup. Semua itu demi menyelamatkan anak bangsa. Jadi apa yang dilakukan Pemrov DKI sudah sangat benar dan perlu di apresiasi," tegasnya.
Pengamat Sosial dan Budaya Universitas Indonesia, Devi Rahmawati mengatakan sikap Pemrov DKI dan Aparat Kepolisian untuk menutup tempat hiburan terbesar di Jakarta patut diapresiasi.
"Ini sikap yang patut diapresiasi. Semoga sikap ini tidak berhenti di diskotik stadium saja," kata Devi saat dihubungi kemarin.
Berdasarkan riset yang dilakukannya, Devi melihat tempat hiburan malam sangat lekat dengan narkoba dan berujung tindakan asusila perdagangan manusia.
Jadi, apabila tempat hiburan bebas narkoba dipastikan penjualan manusia akan berkurang. Sebab, tidak ada satupun manusia dalam hal ini perempuan malam yang ingin bekerja ditempat seperti itu.
"Hasil riset menunjukan jika para pekerja seks sebenarnya tidak mau terjun ke dunia tersebut. Begitu juga dengan para penggunanya, jika tidak menggunakan narkoba mereka akan malu dan enggan menggunakan para perempuan itu," ujarnya.
Mengenai langkah-langkah penutupan yang dilakukan, kata Devie tentunya sesuai prosedur yang ada, mengingat tempat hiburan sebagai penyumbang terbesar pendapatan daerah.
Menurutnya, Pemprov DKI dan Kepolisian harus terlebih dulu menyelidiki apakah benar tempat hiburan tersebut merupakan peredaran narkoba.
"Kalau ketahuan sekali lebih baik ingatkan, kedua kali langsung tutup. Semua itu demi menyelamatkan anak bangsa. Jadi apa yang dilakukan Pemrov DKI sudah sangat benar dan perlu di apresiasi," tegasnya.
(ysw)