Melihat makam Kampung Apung

Minggu, 18 Mei 2014 - 03:26 WIB
Melihat makam Kampung Apung
Melihat makam Kampung Apung
A A A
Sindonews.com - Makam Kampung Apung sudah ada sejak tahun 1939. Tak ada seorang pun tahu asal usul makam Kampung Apung yang terletak di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat (Jakbar).

Dahulu makam ini bernama Taman Pemakaman Umum Kapuk Teko. Penamaannya sesuai dengan nama kampung. Namun karena Kampung Kapuk Teko terus menerus tergenang air, lama kelamaan kampung ini disebut Kampung Apung. Begitu pula dengan lahan pemakaman yang berangsur disebut Makam Kampung Apung.

Pada masa lalu, orang-orang Betawi menyebutnya Pemakaman Tanah Bengkok. Mengapa disebut Tanah Bengkok? Orang Betawi menyebutnya seperti itu karena lahan yang digunakan untuk pemakaman itu tidak diketahui pemiliknya, alias lahan tidak bertuan.

Hingga saat ini pun asal usul lahan makan ini masih belum jelas. Tanah wakaf atau tanah milik pemerintah.

Sejak tahun 1995 makam sudah terkena banjir dan sempat surut. Kembali tergenang akibat banjir pada tahun 1996 sampai sekarang. "Makam sudah kena banjir sejak lama," ujar Nurman (54), seorang warga setempat yang menjadi penjaga makam dan pengggali makam, saat berbincang dengan para wartawan, Sabtu 17 Mei kemarin.

Di pemakaman ini terdapat 3.270 unit makam Islam, dan makam Budha sebanyak 530 unit. Konon juga terdapat makam orang-orang nonpribumi.

Genangan air Makam Kampung Apung tak terlepas dari genangan yang melanda kampung tersebut. Setidaknya sudah 20 tahun kampung ini tergenang. Warga hidup di atas tanah yang terendam air.

Sekitar tahun 2007, industri-industri bermunculan di sekitar pemukiman warga. Pembangunan industri yang menguruk tanah lebih tinggi dari pemukiman, membuat air semakin meninggi. Kedalaman air yang menggenangi pemukiman mencapai 1,5-3 meter.

Dengan ketinggian air ini membuat warga yang memutuskan menetap tidak memiliki pilihan lain. Warga pun membangun kembali rumahnya dengan tidak membangun pondasi di atas tanah. Warga menggunakan drum-drum sebagai dasar rumahnya.

Namun tidak begitu dengan pemakaman. Pemakaman Kampung Apung ini tidak dapat diselamatkan. Dengan ketinggian air yang bisa mencapai 3 meter, makam yang berjumlah ribuan itu berada di permukaan air.

Upaya Pemerintah Kotamadya Jakarta Barat untuk mengeringkan pemukiman dan makam, hingga saat ini seperti upaya yang sia-sia. Meski air sempat menyusut, namun air kembali menggenangi kampung dahulu bernama Kampung Kapuk Teko ini.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3971 seconds (0.1#10.140)