Bakso oplosan di Tambora diteliti selama seminggu
A
A
A
Sindonews.com - Peristiwa terbongkarnya bakso oplosan babi celeng di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, adanya aduan dari salah seorang pedagang bakso ke Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, 25 April 2014. Pedagang itu merasa aneh dengan harga bakso dan daging yang ditawarkan Sutiman Wasis Utomo (45).
Kasudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat Eviati mengatakan, harga yang ditawarkan Sutimkan ke pedagang bakso itu sebesar Rp50 ribu per kilogram. Padahal harga bakso sapi Rp110 ribu per kilogram. Sehari kemudian dia membeli bakso itu untuk diteliti.
"Setelah seminggu 10 butir bakso diteliti di lab dan hasilnya positif mengandung daging babi celeng," kata Eviati kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Selain menjual bakso oplosan, kata Eviati, Sutiman juga menjual bakso di kios kontrakanya jalan RT07/08 Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Keuntungannya berjualan bakso sehari mencapai Rp30 juta per bulan dengan harga semangkuk Rp10 ribu.
"Dia buka dari jam 07.00-22.00 WIB, dan sangat ramai. Bahkan dari hasil keuntungannya selama tiga tahun di Pekojan, dia sudah punya empat gerobak," jelasnya.
Sutiman bisa menghabiskan 15 kilogram daging babi celeng, kata dia, motifnya mencari keuntungan sebesar-besarnya.
"Kami sita daging bakso babi seberat 15 kg. Sebelumnya, kami sudah punya 10 sample daging yang telah kami sita seminggu lalu dari hasil investigasi ke kios bakso yang sama milik Sutiman," ujarnya.
Kasudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat Eviati mengatakan, harga yang ditawarkan Sutimkan ke pedagang bakso itu sebesar Rp50 ribu per kilogram. Padahal harga bakso sapi Rp110 ribu per kilogram. Sehari kemudian dia membeli bakso itu untuk diteliti.
"Setelah seminggu 10 butir bakso diteliti di lab dan hasilnya positif mengandung daging babi celeng," kata Eviati kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Selain menjual bakso oplosan, kata Eviati, Sutiman juga menjual bakso di kios kontrakanya jalan RT07/08 Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Keuntungannya berjualan bakso sehari mencapai Rp30 juta per bulan dengan harga semangkuk Rp10 ribu.
"Dia buka dari jam 07.00-22.00 WIB, dan sangat ramai. Bahkan dari hasil keuntungannya selama tiga tahun di Pekojan, dia sudah punya empat gerobak," jelasnya.
Sutiman bisa menghabiskan 15 kilogram daging babi celeng, kata dia, motifnya mencari keuntungan sebesar-besarnya.
"Kami sita daging bakso babi seberat 15 kg. Sebelumnya, kami sudah punya 10 sample daging yang telah kami sita seminggu lalu dari hasil investigasi ke kios bakso yang sama milik Sutiman," ujarnya.
(mhd)