Keluarga temukan luka lebam di perut Renggo
A
A
A
Sindonews.com - Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Renggo Khadafi (11) bocah kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) 09 Pagi Makasar, Jakarta Timur, sempat menutupi kepada keluarga perihal pemukulan kakak kelasnya berinisial SY (13).
Usai pemukulan, Renggo menderita sakit demam dan muntah darah hingga harus dirawat di RS Polri, Jakarta Timur.
Kasus pemukulan tersebut terungkap setelah keluarga melihat luka lebam di bagian perut Renggo. Setelah didesak, barulah Renggo menceritakan pemukulan tersebut.
"Awalnya dia tidak mau ngaku, tapi kami melihat perutnya biru, saya tanyakan kenapa perutnya dia baru bilang dipukul kakak kelasnya. Kata Dokter lebam itu akibat benda tumpul," papar Kakak Renggo, Yesy Puspadewi (31) saat ditemui di rumah duka, di RT 10/ RW 07 Kelurahan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Minggu (4/5/2014).
Dikatakan Yesy, peristiwa yang menimpa adiknya itu terjadi di ruang kelas V pada hari Senin 28 April lalu. Saat itu Renggo sedang berjalan di halaman sekolah di jam istirahat.
Tiba-tiba tidak sengaja Renggo menyenggol SY yang sedang membawa pisang goreng. Jajanan seharga Rp1.000 yang dibeli SY di kantin itu terjatuh.
Saat itu juga korban langsung meminta maaf dan mengganti pisang goreng tersebut.
Namun, rupaya SY masih belum puas.
Usai mengganti, SY bersama dua rekannya membuntuti korban hingga masuk ke dalam kelasnya.
Setibanya di dalam kelas, SY memanggil korban dari belakang. Saat Renggo menengok ke belakang, SY langsung memukul perut, wajah, dan bokong. Akhirnya korban terjatuh. Tetapi siang itu masih tetap belajar.
"Saat itu belum ada dampak langsung. Renggo pulang ke rumah seperti biasa. Di rumah juga sore Senin itu masih main," jelas Yesy.
Pada esok hari, Selasa 29 April 2014 korban baru merasakan demam. Renggo tidak masuk sekolah. Saat itu juga korban dibawa ke dokter umum dekat rumahnya.
Setelah diperiksa dan diberikan obat, penyakit yang diderita korban tidak kunjung sembuh. Pada Rabu 30 April, keluarga kembali membawa Renggo ke dokter.
Namun, kondisi kesehatan Renggo tambah parah. Puncaknya pada Sabtu 3 Mei 2014 pukul 23.00 WIB, Renggo mengalami kejang-kejang dan muntah darah.
Yesypun histeris dan langsung melarikan Renggo ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Tepat pukul 23.30 WIB, korban langsung menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
Sayang, setelah mendapat perawatan hampir sehari nyawa Renggo tidak tertolong dan meninggal Minggu 4 Mei 2014 pukul 00.30 WIB.
Usai pemukulan, Renggo menderita sakit demam dan muntah darah hingga harus dirawat di RS Polri, Jakarta Timur.
Kasus pemukulan tersebut terungkap setelah keluarga melihat luka lebam di bagian perut Renggo. Setelah didesak, barulah Renggo menceritakan pemukulan tersebut.
"Awalnya dia tidak mau ngaku, tapi kami melihat perutnya biru, saya tanyakan kenapa perutnya dia baru bilang dipukul kakak kelasnya. Kata Dokter lebam itu akibat benda tumpul," papar Kakak Renggo, Yesy Puspadewi (31) saat ditemui di rumah duka, di RT 10/ RW 07 Kelurahan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Minggu (4/5/2014).
Dikatakan Yesy, peristiwa yang menimpa adiknya itu terjadi di ruang kelas V pada hari Senin 28 April lalu. Saat itu Renggo sedang berjalan di halaman sekolah di jam istirahat.
Tiba-tiba tidak sengaja Renggo menyenggol SY yang sedang membawa pisang goreng. Jajanan seharga Rp1.000 yang dibeli SY di kantin itu terjatuh.
Saat itu juga korban langsung meminta maaf dan mengganti pisang goreng tersebut.
Namun, rupaya SY masih belum puas.
Usai mengganti, SY bersama dua rekannya membuntuti korban hingga masuk ke dalam kelasnya.
Setibanya di dalam kelas, SY memanggil korban dari belakang. Saat Renggo menengok ke belakang, SY langsung memukul perut, wajah, dan bokong. Akhirnya korban terjatuh. Tetapi siang itu masih tetap belajar.
"Saat itu belum ada dampak langsung. Renggo pulang ke rumah seperti biasa. Di rumah juga sore Senin itu masih main," jelas Yesy.
Pada esok hari, Selasa 29 April 2014 korban baru merasakan demam. Renggo tidak masuk sekolah. Saat itu juga korban dibawa ke dokter umum dekat rumahnya.
Setelah diperiksa dan diberikan obat, penyakit yang diderita korban tidak kunjung sembuh. Pada Rabu 30 April, keluarga kembali membawa Renggo ke dokter.
Namun, kondisi kesehatan Renggo tambah parah. Puncaknya pada Sabtu 3 Mei 2014 pukul 23.00 WIB, Renggo mengalami kejang-kejang dan muntah darah.
Yesypun histeris dan langsung melarikan Renggo ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Tepat pukul 23.30 WIB, korban langsung menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
Sayang, setelah mendapat perawatan hampir sehari nyawa Renggo tidak tertolong dan meninggal Minggu 4 Mei 2014 pukul 00.30 WIB.
(sms)