Penyebab JIS tak kooperatif ungkap kasus paedofil
A
A
A
Sindonews.com - Berdasarkan pengakuan korban baru dalam kasus kejahatan seksual di Jakarta International School (JIS), diketahui kalau pelakunya merupakan orang asing.
Terkait kasus kekerasan seksual di JIS, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menduga kalau pelakunya tak hanya petugas cleaning service. (Baca juga: Korban baru JIS diperdaya pria bermata biru dan pirang)
"Diduga ada keterlibatan orang lain yang menjadi alasan JIS tertutup dan tak kooperatif dalam pengungkapan kasus sodomi yang menimpa murid TK-nya," kata Sekjen KPAI Erlinda kepada Sindo Weekly beberapa waktu lalu.
Dengan ketertutupan itu, lanjutnya, investigasi menjadi sulit. Akibatnya, pelaku lain yang bukan dari cleaning service tidak segera terungkap.
"Kami berharap polisi bisa bekerja lebih dengan cepat dan tepat serta fokusnya dipindahkan tidak lagi kepada pihak cleaning service, tetapi lebih luas lagi ranahnya," paparnya.
Erlinda mengungkapkan, berdasarkan pengakuan korban, ternyata ciri-ciri pelaku mengarah kepada tenaga pengajar. Untuk itu KPAI mengimbau agar polisi melakukan tes medis, tes darah, dan psikologi terhadap staf pengajar.
"Apabila ada indikasi maka dilakukan pencekalan terhadap guru-guru tersebut," imbuhnya.
Terkait kasus kekerasan seksual di JIS, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menduga kalau pelakunya tak hanya petugas cleaning service. (Baca juga: Korban baru JIS diperdaya pria bermata biru dan pirang)
"Diduga ada keterlibatan orang lain yang menjadi alasan JIS tertutup dan tak kooperatif dalam pengungkapan kasus sodomi yang menimpa murid TK-nya," kata Sekjen KPAI Erlinda kepada Sindo Weekly beberapa waktu lalu.
Dengan ketertutupan itu, lanjutnya, investigasi menjadi sulit. Akibatnya, pelaku lain yang bukan dari cleaning service tidak segera terungkap.
"Kami berharap polisi bisa bekerja lebih dengan cepat dan tepat serta fokusnya dipindahkan tidak lagi kepada pihak cleaning service, tetapi lebih luas lagi ranahnya," paparnya.
Erlinda mengungkapkan, berdasarkan pengakuan korban, ternyata ciri-ciri pelaku mengarah kepada tenaga pengajar. Untuk itu KPAI mengimbau agar polisi melakukan tes medis, tes darah, dan psikologi terhadap staf pengajar.
"Apabila ada indikasi maka dilakukan pencekalan terhadap guru-guru tersebut," imbuhnya.
(ysw)