KPAI minta guru JIS jalani cek darah
A
A
A
Sindonews.com - Tak hanya meminta pegawai outsorcing melakukan tes darah, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga minta seluruh guru TK Jakarta International School (JIS) hal yang sama.
Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, pihaknya sudah meminta Polda Metro Jaya untuk melakukan tes yang sama dilakukan terhadap petugas kebersihan kepada seluruh guru JIS, baik guru lokal maupun guru asing.
"Kita sudah rekomendasikan hal tersebut, tapi saat ini belum dilaksanakan," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/4/2014).
Dia melanjutkan, pemeriksaan terhadap guru tersebut dilakukan selain mencari kemungkinan pelaku dari kaum guru. Hal itu juga bisa menjadi kontrol terhadap pengajar di sekolah bertaraf internasional tersebut.
"Tes ini juga bisa dimanfaatkan kepada JIS untuk bisa mengamati dan kontrol terhadap para pengajarnya," kata dia.
Selain tes kesehatan, pihaknya juga meminta kepada pihak kepolisian untuk melakukan pencekalan terhadap guru internasional. Pencekalan tersebut dilakukan hingga penyelidikan kasus ini selesai, karena tidak menutup kemungkinan ada pelaku dari pihak guru.
"Kita takuti, seandainya pelaku dari mereka maka bisa saja mereka langsung keluar dan pergi," tegasnya.
Pencekalan dan tes kesehatan tersebut dilakukan berdasarkan dugaan adanya pelaku dari guru, kata dia, setelah korban baru mengatakan ada orang asing juga yang melakukan kekerasan.
"Memang tidak disebutkan secara rinci apakah guru atau lainnya, tapi korban mengatakan ada yang berambut pirang dalam melakukan kekerasan itu," tukasnya.
Dia berharap, pihak kepolisian juga bisa mengungkap pelaku yang menyebarkan virus herpes. Pasalnya, setelah dua terduga yang tidak terbukti pihak kepolisian diminta segera menemukan pelaku tersebut.
Baca:
28 pekerja outsourcing JIS jalani tes darah
Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, pihaknya sudah meminta Polda Metro Jaya untuk melakukan tes yang sama dilakukan terhadap petugas kebersihan kepada seluruh guru JIS, baik guru lokal maupun guru asing.
"Kita sudah rekomendasikan hal tersebut, tapi saat ini belum dilaksanakan," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/4/2014).
Dia melanjutkan, pemeriksaan terhadap guru tersebut dilakukan selain mencari kemungkinan pelaku dari kaum guru. Hal itu juga bisa menjadi kontrol terhadap pengajar di sekolah bertaraf internasional tersebut.
"Tes ini juga bisa dimanfaatkan kepada JIS untuk bisa mengamati dan kontrol terhadap para pengajarnya," kata dia.
Selain tes kesehatan, pihaknya juga meminta kepada pihak kepolisian untuk melakukan pencekalan terhadap guru internasional. Pencekalan tersebut dilakukan hingga penyelidikan kasus ini selesai, karena tidak menutup kemungkinan ada pelaku dari pihak guru.
"Kita takuti, seandainya pelaku dari mereka maka bisa saja mereka langsung keluar dan pergi," tegasnya.
Pencekalan dan tes kesehatan tersebut dilakukan berdasarkan dugaan adanya pelaku dari guru, kata dia, setelah korban baru mengatakan ada orang asing juga yang melakukan kekerasan.
"Memang tidak disebutkan secara rinci apakah guru atau lainnya, tapi korban mengatakan ada yang berambut pirang dalam melakukan kekerasan itu," tukasnya.
Dia berharap, pihak kepolisian juga bisa mengungkap pelaku yang menyebarkan virus herpes. Pasalnya, setelah dua terduga yang tidak terbukti pihak kepolisian diminta segera menemukan pelaku tersebut.
Baca:
28 pekerja outsourcing JIS jalani tes darah
(mhd)