Korban baru di JIS juga bocah TK
A
A
A
Sindonews.com - Sedikit demi sedikit korban kejahatan seksual di Jakarta International School (JIS) mulai terkuak. Seorang korban baru yang juga rekan sekelas AK bocah TK JIS.
Sekretaris KPAI, Erlinda menjelaskan, sebelumnya korban baru mengeluh kepada keluarganya kalau mengalami sakit perut. Namun saat disuruh ke kamar mandi, anak tersebut menolaknya seperti ada sesuatu yang disembunyikan.
"Dua kali masuk rumah sakit, dan selama enam hari panasnya tinggi. Dokter bingung kirain usus buntu ternyata bukan. Hasilnya bisa ditentukan dengan tes darah atau dengan endoskopi," ujarnya.
Mengenai identitas korban, KPAI enggan untuk memberkannya demi privacy korban.
"Sekarang saya belum bisa sebutkan identitasnya, kalau ibunya warga negara sini campuran Jerman, kalau ayahnya WNA tapi tidak bisa kami sebutkan. Korban baru ini juga teman AK," ujarnya.
Disinggung mengenai pelaporan ke polisi, KPAI belum berani melaporkan secara resmi.
"Belum kami laporkan secara resmi polisi karena keluarga masih ketakutan, tapi kami akan usahakan dorong agar ditangani secara hukum. Tapi yang pasti KPAI memberikan perlindungan darurat, untuk resminya sendiri baru kepada KPAI saja," ujarnya.
Sekretaris KPAI, Erlinda menjelaskan, sebelumnya korban baru mengeluh kepada keluarganya kalau mengalami sakit perut. Namun saat disuruh ke kamar mandi, anak tersebut menolaknya seperti ada sesuatu yang disembunyikan.
"Dua kali masuk rumah sakit, dan selama enam hari panasnya tinggi. Dokter bingung kirain usus buntu ternyata bukan. Hasilnya bisa ditentukan dengan tes darah atau dengan endoskopi," ujarnya.
Mengenai identitas korban, KPAI enggan untuk memberkannya demi privacy korban.
"Sekarang saya belum bisa sebutkan identitasnya, kalau ibunya warga negara sini campuran Jerman, kalau ayahnya WNA tapi tidak bisa kami sebutkan. Korban baru ini juga teman AK," ujarnya.
Disinggung mengenai pelaporan ke polisi, KPAI belum berani melaporkan secara resmi.
"Belum kami laporkan secara resmi polisi karena keluarga masih ketakutan, tapi kami akan usahakan dorong agar ditangani secara hukum. Tapi yang pasti KPAI memberikan perlindungan darurat, untuk resminya sendiri baru kepada KPAI saja," ujarnya.
(ysw)