Panitia kelelahan, soal UN tertukar
A
A
A
Sindonews.com - Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Depok diwarnai dengan tertukarnya soal UN. Soal yang tertukar terjadi di SMA swasta Tubagus Pangeling Kecamatan Tapos, Depok.
Tertukarnya soal diduga terjadi karena adanya kekeliruan di tingkat panitia UN. Sebab saat memilah soal dilakukan hingga larut malam.
"Ada soal tertukar di SMA tubagus Pangeling di Tapos, jadi tertukar mata pelajarannya, mungkin ketika milah-milah, panitia yang memilih. Sampai malam," ujar Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Kota Depok Siti Chaerijah, Senin (14/04/2014).
Siti menambahkan tertukarnya soal terjadi di satu kelas. Yakni soal mata pelajaran Bahasa Indonesia tertukar dengan mata pelajaran ekonomi.
"Tertukarnya matpel Bahasa Indonesia jadi ekonomi, tapi langsung ditangani dan bisa diatasi," paparnya.
Siti menambahkan kekurangan soal paket SMA sempat terjadi saat soal tiba untuk bongkar muat penyimpanan soal di SMAN 1 Depok, Sabtu 12 April 2014. Namun hingga kemarin, paket soal yang kurang sudah terpenuhi.
"SMA sempat kurang 17 paket, lalu SMK kekurangan amplop LJK, namun sudah tertangani," tuturnya.
Baca juga:
Siswi di Depok ditawari jawaban UN
Tertukarnya soal diduga terjadi karena adanya kekeliruan di tingkat panitia UN. Sebab saat memilah soal dilakukan hingga larut malam.
"Ada soal tertukar di SMA tubagus Pangeling di Tapos, jadi tertukar mata pelajarannya, mungkin ketika milah-milah, panitia yang memilih. Sampai malam," ujar Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Kota Depok Siti Chaerijah, Senin (14/04/2014).
Siti menambahkan tertukarnya soal terjadi di satu kelas. Yakni soal mata pelajaran Bahasa Indonesia tertukar dengan mata pelajaran ekonomi.
"Tertukarnya matpel Bahasa Indonesia jadi ekonomi, tapi langsung ditangani dan bisa diatasi," paparnya.
Siti menambahkan kekurangan soal paket SMA sempat terjadi saat soal tiba untuk bongkar muat penyimpanan soal di SMAN 1 Depok, Sabtu 12 April 2014. Namun hingga kemarin, paket soal yang kurang sudah terpenuhi.
"SMA sempat kurang 17 paket, lalu SMK kekurangan amplop LJK, namun sudah tertangani," tuturnya.
Baca juga:
Siswi di Depok ditawari jawaban UN
(ysw)