Gagal terpilih, caleg siap-siap stres
A
A
A
Sindonews.com - Calon anggota legislatif (caleg) di Depok tak perlu khawatir dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yang belum ada di kota itu. Karena, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok akan menyiapkan konsultasi jiwa bagi caleg yang gagal menuju kursi parlemen dan mengalami stres.
"Kita siap menerima konsultasi kejiwaan bagi caleg yang gagal. Cuma, kalau RSUD menyediakan ruang khusus bagi caleg gagal mengalami gangguan kejiwaan ya silakan tanya ke manajemen," ujar Psikiater RSUD Depok Diana Papayungan, Minggu (6/4/2014) malam.
Menurutnya, caleg sudah menjalani tes. Namun, dari 550 caleg yang menjalani tes kejiwaan terdapat caleg yang memiliki catatan atau kecenderungan khusus.
"Sebenarnya, mereka sudah menjalani tes kepribadian. Apa layak sebagai caleg dengan resiko jabatan, kemampuan menjawab, motivasi dan kekuatan mentalnya dalam jabatannya. Namun, tidak heran bila kalah dalam pertarungan politik akan memiliki dampak dan reaksi," tuturnya.
Diana menambahkan, setiap orang pasti ada reaksi stres takut misalnya orang yang menghadapi bencana alam tiba-tiba. Hal serupa juga terjadi pada caleg yang gagal menjadi anggota dewan. Kemungkinan terjadinya stres pada caleg gagal sangat besar.
"Bahwa ada reaksi penyesuaian, problem, depresi, gangguan atau penyakit jiwa. Tinggal bagaimana kepribadian ego, strengnya dan dukungan support dari lingkungan sekitar," terangnya.
Terjadinya gangguan kejiwaan dikarenakan juga faktor dan gejala lain. Misalnya susah tidur dan sering berdebar-debar. Orang dengan gejala seperti itu harus diintervensi, depresi atau psikotik akut.
"Saya selalu pesan agar tiap caleg menyisakan mental satu persen untuk kekalahannya. Ketimbang 100 persen berharap menang tapi. Kenyataannya malah sebaliknya," kata dia.
Kendati demikia, kata dia, semuanya itu tergantu kepribadian setiap orang masing-masing. Karena, itu tergantung bagaimana seseorang menghadapi persoalan tersebut.
"Tidak semua yang gagal akan kena gangguan jiwa, tapi tergantung personality dan supports system. Pengalaman caleg gagal 2009, biasanya dua minggu enggak terasa apa-apa. Tapi, sebulan baru marah dan bencinya terasa. Kalau masalah itu sudah berjalan enam bulan, maka harus diintervensi," tutupnya.
"Kita siap menerima konsultasi kejiwaan bagi caleg yang gagal. Cuma, kalau RSUD menyediakan ruang khusus bagi caleg gagal mengalami gangguan kejiwaan ya silakan tanya ke manajemen," ujar Psikiater RSUD Depok Diana Papayungan, Minggu (6/4/2014) malam.
Menurutnya, caleg sudah menjalani tes. Namun, dari 550 caleg yang menjalani tes kejiwaan terdapat caleg yang memiliki catatan atau kecenderungan khusus.
"Sebenarnya, mereka sudah menjalani tes kepribadian. Apa layak sebagai caleg dengan resiko jabatan, kemampuan menjawab, motivasi dan kekuatan mentalnya dalam jabatannya. Namun, tidak heran bila kalah dalam pertarungan politik akan memiliki dampak dan reaksi," tuturnya.
Diana menambahkan, setiap orang pasti ada reaksi stres takut misalnya orang yang menghadapi bencana alam tiba-tiba. Hal serupa juga terjadi pada caleg yang gagal menjadi anggota dewan. Kemungkinan terjadinya stres pada caleg gagal sangat besar.
"Bahwa ada reaksi penyesuaian, problem, depresi, gangguan atau penyakit jiwa. Tinggal bagaimana kepribadian ego, strengnya dan dukungan support dari lingkungan sekitar," terangnya.
Terjadinya gangguan kejiwaan dikarenakan juga faktor dan gejala lain. Misalnya susah tidur dan sering berdebar-debar. Orang dengan gejala seperti itu harus diintervensi, depresi atau psikotik akut.
"Saya selalu pesan agar tiap caleg menyisakan mental satu persen untuk kekalahannya. Ketimbang 100 persen berharap menang tapi. Kenyataannya malah sebaliknya," kata dia.
Kendati demikia, kata dia, semuanya itu tergantu kepribadian setiap orang masing-masing. Karena, itu tergantung bagaimana seseorang menghadapi persoalan tersebut.
"Tidak semua yang gagal akan kena gangguan jiwa, tapi tergantung personality dan supports system. Pengalaman caleg gagal 2009, biasanya dua minggu enggak terasa apa-apa. Tapi, sebulan baru marah dan bencinya terasa. Kalau masalah itu sudah berjalan enam bulan, maka harus diintervensi," tutupnya.
(mhd)