Ini 'senjata' yang digunakan untuk aniaya anak panti
A
A
A
Sindonews.com - Penganiayaan yang menimpa anak asuh di Panti Asuhan Samuel, Kabupaten Tangerang diduga dilakukan cukup masif. Karena berdasarkan kondisi anak, mereka mengalami sejumlah luka di tubuh mereka.
Kepala Divisi Non Ligitasi LBH Mawar Sharon, Jecky Tengens mengatakan, berdasarkan keterangan tujuh anak yang diperiksa pada Senin 24 Februari 2014 lalu, mereka dianiaya hingga mengalami memar.
"Mereka sudah menjalani visum. Hasilnya akan keluar pada Jumat (28 Februari 2014) nanti," katanya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/2/2014).
Dari pemeriksaan luar, luka yang diderita anak-anak panti asuhan tersebut menurut Jecky seperti memar bekas pukulan dan gigitan dipipi. Namun dari luka tersebut, paling banyak adalah memar-memar.
Terkait adanya laporan bayi yang meninggal karena ditelantarkan, pihaknya juga akan melakukan konsultasi dengan pihak kepolisian, apakah perlu adanya visum.
Pihaknya juga mempersilahkan kepada Samuel untuk membantah apa yang dituduhkan kepadanya.
"Hak dia untuk membantah, kita kan pakai alat bukti dan saksi-saksi," tuturnya.
Barang bukti yang sudah diambil oleh penyidik adalah, gesper, sapu, sendal, selang dan henger yang diduga digunakan untuk memukul para korban.
Selain itu, pihaknya juga berharap kepolisian bisa segera melakukan pemeriksaan terhadap pemilik panti asuhan dari Yayasan Kasih Sayang Bunda itu.
Pasalnya, proses penanganan anak harus lebih cepat dan lebih efektif dibanding kasus yang melibatkan orang dewasa.
Para anak-anak yang telah dievakuasi saat ini berada di safe house milik Kementrian Sosial.
"Sekarang mereka ditempat yang lebih baik," tukasnya.
Kepala Divisi Non Ligitasi LBH Mawar Sharon, Jecky Tengens mengatakan, berdasarkan keterangan tujuh anak yang diperiksa pada Senin 24 Februari 2014 lalu, mereka dianiaya hingga mengalami memar.
"Mereka sudah menjalani visum. Hasilnya akan keluar pada Jumat (28 Februari 2014) nanti," katanya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/2/2014).
Dari pemeriksaan luar, luka yang diderita anak-anak panti asuhan tersebut menurut Jecky seperti memar bekas pukulan dan gigitan dipipi. Namun dari luka tersebut, paling banyak adalah memar-memar.
Terkait adanya laporan bayi yang meninggal karena ditelantarkan, pihaknya juga akan melakukan konsultasi dengan pihak kepolisian, apakah perlu adanya visum.
Pihaknya juga mempersilahkan kepada Samuel untuk membantah apa yang dituduhkan kepadanya.
"Hak dia untuk membantah, kita kan pakai alat bukti dan saksi-saksi," tuturnya.
Barang bukti yang sudah diambil oleh penyidik adalah, gesper, sapu, sendal, selang dan henger yang diduga digunakan untuk memukul para korban.
Selain itu, pihaknya juga berharap kepolisian bisa segera melakukan pemeriksaan terhadap pemilik panti asuhan dari Yayasan Kasih Sayang Bunda itu.
Pasalnya, proses penanganan anak harus lebih cepat dan lebih efektif dibanding kasus yang melibatkan orang dewasa.
Para anak-anak yang telah dievakuasi saat ini berada di safe house milik Kementrian Sosial.
"Sekarang mereka ditempat yang lebih baik," tukasnya.
(ysw)