Aniaya pembantu, istri perwira Polri akan diperiksa
A
A
A
Sindonews.com - Polres Bogor Kota masih mendalami kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh LD istri perwira tinggi polisi berpangkat Brigjen terhadap pembantunya di Perumahan Duta Pakuan Blok C5/18, Kerurahan Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Kapolres Bogor Kota AKBP Bahtiar Ujang Purnama mengatakan, saat ini penyidik masih mendalami laporan korban yang mengaku telah mendapatkan perlakuan kekerasan dan tidak digaji saat bekerja dikediaman oknum petinggi Polri itu.
"Saat ini, kita masih mendalami terkait laporan tersebut. Apakah betul korban mendapatkan kekerasan saat bekerja di sana," kata Bahtiar kepada wartawan di Bogor, Selasa (18/2/2014).
Bahtiar mengaku, telah memerintahkan kepada jajaran Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) untuk menindaklanjuti laporan korban dugaan penganiayaan dengan memeriksa sejumlah saksi serta mengumpulkan sejumlah barang bukti.
"Bila data-data sudah memungkinkan selanjutnya kita akan melakukan pemeriksaan kepada Ibu M (Mutiara) yang dituduh telah melakukan kekerasan terhadapnya," katanya.
Penyidik Polres Bogor Kota juga sudah melakukan penggeledahan terhadap kediaman LD. Berdasarkan penggeledahan itu, masih ada sejumlah orang pembantu di rumah tersebut yang berasal dari Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa Timur.
"Di dalam ada lima laki-laki dan delapan perempuan yang berasal dari luar daerah Bogor," kata salah seorang penyidik Iptu Mido Manik.
Dari keterangan sejumlah pembantu itu, kata dia, pihaknya mendapatkan keterangan yang beragam. Ada membenarkan perlakuan majikannya itu kasar, ada juga yang mengaku betah di rumah itu.
"Tapi ada juga yang mengaku sehat dan mengaku betah tinggal bersama di rumah tersebut," tambahnya.
Sementara itu, Sobari (34), petugas keamanan setempat mengatakan, rumah tersebut memang selalu tertutup dan pemiliknya jarang sekali sosialisasi.
"Kadang pemilik rumah dengan pembantunya sesekali keluar pada pagi hari untuk membersihkan pekarangan atau membuang sampah," katanya.
Pihaknya mengaku, sulit memantau aktifitas penghuni dalam rumah karena tembok pembatas dan pintu pagar cukup tinggi dan berkawat. "Bila ingin bertamu harus teriak-teriak lama baru di gerbang dibuka," paparnya.
Kapolres Bogor Kota AKBP Bahtiar Ujang Purnama mengatakan, saat ini penyidik masih mendalami laporan korban yang mengaku telah mendapatkan perlakuan kekerasan dan tidak digaji saat bekerja dikediaman oknum petinggi Polri itu.
"Saat ini, kita masih mendalami terkait laporan tersebut. Apakah betul korban mendapatkan kekerasan saat bekerja di sana," kata Bahtiar kepada wartawan di Bogor, Selasa (18/2/2014).
Bahtiar mengaku, telah memerintahkan kepada jajaran Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) untuk menindaklanjuti laporan korban dugaan penganiayaan dengan memeriksa sejumlah saksi serta mengumpulkan sejumlah barang bukti.
"Bila data-data sudah memungkinkan selanjutnya kita akan melakukan pemeriksaan kepada Ibu M (Mutiara) yang dituduh telah melakukan kekerasan terhadapnya," katanya.
Penyidik Polres Bogor Kota juga sudah melakukan penggeledahan terhadap kediaman LD. Berdasarkan penggeledahan itu, masih ada sejumlah orang pembantu di rumah tersebut yang berasal dari Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa Timur.
"Di dalam ada lima laki-laki dan delapan perempuan yang berasal dari luar daerah Bogor," kata salah seorang penyidik Iptu Mido Manik.
Dari keterangan sejumlah pembantu itu, kata dia, pihaknya mendapatkan keterangan yang beragam. Ada membenarkan perlakuan majikannya itu kasar, ada juga yang mengaku betah di rumah itu.
"Tapi ada juga yang mengaku sehat dan mengaku betah tinggal bersama di rumah tersebut," tambahnya.
Sementara itu, Sobari (34), petugas keamanan setempat mengatakan, rumah tersebut memang selalu tertutup dan pemiliknya jarang sekali sosialisasi.
"Kadang pemilik rumah dengan pembantunya sesekali keluar pada pagi hari untuk membersihkan pekarangan atau membuang sampah," katanya.
Pihaknya mengaku, sulit memantau aktifitas penghuni dalam rumah karena tembok pembatas dan pintu pagar cukup tinggi dan berkawat. "Bila ingin bertamu harus teriak-teriak lama baru di gerbang dibuka," paparnya.
(mhd)