Soal bongkar makam, warga Cigaten demo DPRD
Soal bongkar makam, warga Cigaten demo DPRD
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan masyarakat Cigaten, Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, hari ini melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Tangerang.
Demo tersebut dilakukan sebelum pertemuan antara masyarakat dengan DPRD Kabupaten Tangerang.
Warga datang berbondong-bondong dengan membawa spanduk dan poster bertulisan penolakan adanya relokasi makam leluhurnya dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cigaten ke TPU Cihuni.
"Kami minta DPRD untuk mengusut tuntas kasus ini, yang jelas kami tidak rela adanya pembongkaran makam dan rencana relokasi," kata Sofyan, salah seorang warga Cigaten di lokasi, Jumat (7/2/2014).
Sofyan juga mengatakan, ia memakamkan keluarganya di TPU Cigaten karena lahan TPU tersebut lahan wakaf dan bersertifikat.
"Yang jelas kami tidak terima adanya pembongkaran makam, kami tidak pernah mengizinkan walaupun ada sebagian warga yang mengaku sebagai ahli waris dan mengizinkan," tegasnya.
Ia merasa kecewa dengan sikap kepolisian yang hanya menetapkan D, I, dan S sebagai saksi. Padahal, ketiganya kata Sofyan, sudah tertangkap basah saat melakukan pembongkar makam-makam lain yang tidak diizinkan dibongkar.
"Kami aneh sama polisi, sudah jelas kami menolak adanya pembongkaran makam, dan kenapa mereka hanya jadi saksi. Harusnya mereka ini sudah ditetapkan sebagai tersangka," tegasnya lagi.
Baca:
Ini cara pelaku bongkar puluhan makam di TPU Cigaten
Demo tersebut dilakukan sebelum pertemuan antara masyarakat dengan DPRD Kabupaten Tangerang.
Warga datang berbondong-bondong dengan membawa spanduk dan poster bertulisan penolakan adanya relokasi makam leluhurnya dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cigaten ke TPU Cihuni.
"Kami minta DPRD untuk mengusut tuntas kasus ini, yang jelas kami tidak rela adanya pembongkaran makam dan rencana relokasi," kata Sofyan, salah seorang warga Cigaten di lokasi, Jumat (7/2/2014).
Sofyan juga mengatakan, ia memakamkan keluarganya di TPU Cigaten karena lahan TPU tersebut lahan wakaf dan bersertifikat.
"Yang jelas kami tidak terima adanya pembongkaran makam, kami tidak pernah mengizinkan walaupun ada sebagian warga yang mengaku sebagai ahli waris dan mengizinkan," tegasnya.
Ia merasa kecewa dengan sikap kepolisian yang hanya menetapkan D, I, dan S sebagai saksi. Padahal, ketiganya kata Sofyan, sudah tertangkap basah saat melakukan pembongkar makam-makam lain yang tidak diizinkan dibongkar.
"Kami aneh sama polisi, sudah jelas kami menolak adanya pembongkaran makam, dan kenapa mereka hanya jadi saksi. Harusnya mereka ini sudah ditetapkan sebagai tersangka," tegasnya lagi.
Baca:
Ini cara pelaku bongkar puluhan makam di TPU Cigaten
(mhd)
Explore More