Banjir rusak RTH dan jalur hijau
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) khususnya Jalur Hijau di Jakarta Barat mengalami kerusakan parah karena banjir yang terjadi belakangan ini. Kendati demikian, pihak terkait belum mengetahui kapan akan diperbaiki.
Berdasarkan pantauan, jalur hijau dari mulai Jembatan Gantung hingga U-turn KM 13 mengalami kerusakan parah. Batu-batu konblok pembatas jalur hijau terlihat menganga di titik-titk yang tergenang belakangan ini.
Bahkan tanah yang merupakan alas rumput berceceran ke ruas Jalan Daan Mogot laiknya jalan kampung yang belum teraspal. Begitu juga yang terjadi di Jalan Tubagus Angke.
Menurut catatan kepolisian selain rusak karena terendam air, sejumlah jalur hijau tersebut rusak karena dimanfaatkan oleh sejumlah "Pak Ogah" yang memaksa pengendara motor untuk melintas di jalur hijau dan melakukan contra flow di jalur Pesing menuju Cengkareng yang sudah ditinggikan.
Seperti diketahui, setiap kali hujan dalam intensitas tinggi selama dua jam lebih, ruas Jalan Daan Mogot dan Tubagus Angke mengalami genangan dengan ketinggian hingga 60 cm.
"Kami sudah mengirimkan surat kepada pihak Sudin Pertamanan agar membuat pagar di sepanjang jalur hijau yang telah di rusak oleh Pak Ogah. Sebab selain menambah kepadatan karena dilintasi kendaraan, jalur hijau tersebut membuat pemandangan jalan semakin buruk," kata Wakasatlantas Polres Jakarta Barat Kompol Budiyono, Kamis (6/2/2014).
Sementara itu, Kasie Jalur Hijau Sudin Pertamanan Jakarta Barat Kadirun mengakui jika sejumlah jalur hijau dan RTH di Jakarta Barat mengalami kerusakan pasca banjir yang terjadi belakangan ini. Namun, pihaknya saat ini baru sampai taraf pendataan kerusakan belum sampai perincian kerugian maupun perbaikan.
Adapun RTH dan jalur hijau yang sudah terdata, Kadirun memaparkan yakni jalur hijau Jalan Daan Mogot, Kyai Tapa, Cengkareng Drain dan Tubagus Angke. Sedangkan RTH baru hanya di Grogol.
"Kami akan melaporkannya terlebih dahulu ke Kasudin. Perbaikan belum tahu kapan karena anggarannya saja baru diketuk," jelasnya.
Mengenai surat permohonan pembuatan pagar di tempat jalur hijau yang dibuka untuk arus lalu lintas oleh "Pak Ogah" dari kepolisian, kata Kadirun, pihaknya belum menerima surat tersebut. Namun dia mengakui jika sejumlah jalur hijau itu selain rusak lantaran genangan, juga diakibatkan dilintasi oleh sejumlah kendaraan.
"Kami belum bisa menjelaskan penanganan-penanganannya. Kami berharap agar pihak terkait terlebih dahulu dapat menindak 'Pak Ogah' tersebut," ungkapnya.
Saat ini, pihaknya sedang fokus untuk menoping (memangkas) sejumlah pohon yang dinilai rawan tumbang akibat hujan yang disertai angin.
Sedikitnya 300 pohon telah ditoping sepanjang bulan Januari di sejumlah Jalan Protokol seperti di Jalan Panjang, Latumenten, Puri Kembangan tepatnya di sekitar Kantor Wali Kota, Joglo Raya, Pos Pengumben, Meruya Ilir dan sebagainya. Sementara, untuk pohon di jalan lokal maupun penghubung lainya masih dalam tahap pendataan.
"Kerusakan jalur hijau akibat banjir tentunya di luar perkiraaan anggaran kami," ungkap Kadirun yang mengaku lupa terkait besarnya anggaran yang didapatnya pada tahun ini.
Berdasarkan pantauan, jalur hijau dari mulai Jembatan Gantung hingga U-turn KM 13 mengalami kerusakan parah. Batu-batu konblok pembatas jalur hijau terlihat menganga di titik-titk yang tergenang belakangan ini.
Bahkan tanah yang merupakan alas rumput berceceran ke ruas Jalan Daan Mogot laiknya jalan kampung yang belum teraspal. Begitu juga yang terjadi di Jalan Tubagus Angke.
Menurut catatan kepolisian selain rusak karena terendam air, sejumlah jalur hijau tersebut rusak karena dimanfaatkan oleh sejumlah "Pak Ogah" yang memaksa pengendara motor untuk melintas di jalur hijau dan melakukan contra flow di jalur Pesing menuju Cengkareng yang sudah ditinggikan.
Seperti diketahui, setiap kali hujan dalam intensitas tinggi selama dua jam lebih, ruas Jalan Daan Mogot dan Tubagus Angke mengalami genangan dengan ketinggian hingga 60 cm.
"Kami sudah mengirimkan surat kepada pihak Sudin Pertamanan agar membuat pagar di sepanjang jalur hijau yang telah di rusak oleh Pak Ogah. Sebab selain menambah kepadatan karena dilintasi kendaraan, jalur hijau tersebut membuat pemandangan jalan semakin buruk," kata Wakasatlantas Polres Jakarta Barat Kompol Budiyono, Kamis (6/2/2014).
Sementara itu, Kasie Jalur Hijau Sudin Pertamanan Jakarta Barat Kadirun mengakui jika sejumlah jalur hijau dan RTH di Jakarta Barat mengalami kerusakan pasca banjir yang terjadi belakangan ini. Namun, pihaknya saat ini baru sampai taraf pendataan kerusakan belum sampai perincian kerugian maupun perbaikan.
Adapun RTH dan jalur hijau yang sudah terdata, Kadirun memaparkan yakni jalur hijau Jalan Daan Mogot, Kyai Tapa, Cengkareng Drain dan Tubagus Angke. Sedangkan RTH baru hanya di Grogol.
"Kami akan melaporkannya terlebih dahulu ke Kasudin. Perbaikan belum tahu kapan karena anggarannya saja baru diketuk," jelasnya.
Mengenai surat permohonan pembuatan pagar di tempat jalur hijau yang dibuka untuk arus lalu lintas oleh "Pak Ogah" dari kepolisian, kata Kadirun, pihaknya belum menerima surat tersebut. Namun dia mengakui jika sejumlah jalur hijau itu selain rusak lantaran genangan, juga diakibatkan dilintasi oleh sejumlah kendaraan.
"Kami belum bisa menjelaskan penanganan-penanganannya. Kami berharap agar pihak terkait terlebih dahulu dapat menindak 'Pak Ogah' tersebut," ungkapnya.
Saat ini, pihaknya sedang fokus untuk menoping (memangkas) sejumlah pohon yang dinilai rawan tumbang akibat hujan yang disertai angin.
Sedikitnya 300 pohon telah ditoping sepanjang bulan Januari di sejumlah Jalan Protokol seperti di Jalan Panjang, Latumenten, Puri Kembangan tepatnya di sekitar Kantor Wali Kota, Joglo Raya, Pos Pengumben, Meruya Ilir dan sebagainya. Sementara, untuk pohon di jalan lokal maupun penghubung lainya masih dalam tahap pendataan.
"Kerusakan jalur hijau akibat banjir tentunya di luar perkiraaan anggaran kami," ungkap Kadirun yang mengaku lupa terkait besarnya anggaran yang didapatnya pada tahun ini.
(hyk)