Jokowi anggap belum perlu keluarkan darurat bencana
Jokowi anggap belum perlu keluarkan darurat bencana
A
A
A
Sindonews.com - Meski hujan mengguyur tanpa henti, Gubernur DKI, Joko Widodo menyatakan belum merasa perlu mengeluarkan peringatan darurat bencana banjir di Ibukota Jakarta.
"Ya menurut kami enggak perlu. Kalau kemarin kan memang hujannya dari pagi sangat deras sekali, tapi siang terang," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Jokowi mengaku masih harus melihat situasi dan kondisi curah hujan di Jakarta sebelum mengeluarkan peringatan darurat bencana. Bila curah hujan tinggi sampai tujuh hari ke depan, darurat bencana mungkin akan diberlakukan.
"Kami lihat situasi lah, kalau memang hujannya deras kayak kemarin terus menerus, sepanjang 3 hari, 4 hari, 5 hari 6 sampai 7 hari baru kita perpanjang," ujarnya.
Mantan Wali Kota Solo ini juga menampik jika pemerintahannya dinilai gagal mengatasi persoalan banjir di Ibukota. Alasannya, mengentaskan masalah banjir di Jakarta membutuhkan proses dan perlu diselesaikan secara bertahap.
"Semuanya dalam proses lah, perlu waktu, perlu proses. Saya kira tahun kemarin kita sudah siang malem habis-habisan. Tapi ini proses panjang dari hulu ke hilir," terangnya.
Menurut Jokowi, pihaknya sudah cukup berhasil menyelesaikan persoalan banjir dari hulu dengan berencana membangun tampungan air di Kabupaten, Bogor, Jawa Barat.
"Hulunya sudah jelas, sudah ketemu harus diapakan. Hilirnya harus diapakan, tapi perlu waktu," cetusnya.
Ia mengungkapkan, penanganan banjir di Ibu Kota memerlukan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah pusat.
Mengingat, Jakarta dilalui 13 sungai besar yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat. Sementara 884 sungai kecil, menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi DKI.
"Di hulu, yang nanam pohon siapa? Artinya (tanggung jawab) tidak di kita semua. Tapi harus bekerjasama pusat, Jawa Barat, Banten, masyarakat, semuanya. Enggak mungkin kalian ngejar-ngejar saya terus tanya ke saya itu-itu terus," ucapnya kesal.
Baca juga:
Jokowi: Pusaing saya ngebahas banjir
Jakarta banjir, Jokowi salahkan cuaca
Ini saran LIPI atasi banjir Jakarta
Lihat videonya, klik disini
"Ya menurut kami enggak perlu. Kalau kemarin kan memang hujannya dari pagi sangat deras sekali, tapi siang terang," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Jokowi mengaku masih harus melihat situasi dan kondisi curah hujan di Jakarta sebelum mengeluarkan peringatan darurat bencana. Bila curah hujan tinggi sampai tujuh hari ke depan, darurat bencana mungkin akan diberlakukan.
"Kami lihat situasi lah, kalau memang hujannya deras kayak kemarin terus menerus, sepanjang 3 hari, 4 hari, 5 hari 6 sampai 7 hari baru kita perpanjang," ujarnya.
Mantan Wali Kota Solo ini juga menampik jika pemerintahannya dinilai gagal mengatasi persoalan banjir di Ibukota. Alasannya, mengentaskan masalah banjir di Jakarta membutuhkan proses dan perlu diselesaikan secara bertahap.
"Semuanya dalam proses lah, perlu waktu, perlu proses. Saya kira tahun kemarin kita sudah siang malem habis-habisan. Tapi ini proses panjang dari hulu ke hilir," terangnya.
Menurut Jokowi, pihaknya sudah cukup berhasil menyelesaikan persoalan banjir dari hulu dengan berencana membangun tampungan air di Kabupaten, Bogor, Jawa Barat.
"Hulunya sudah jelas, sudah ketemu harus diapakan. Hilirnya harus diapakan, tapi perlu waktu," cetusnya.
Ia mengungkapkan, penanganan banjir di Ibu Kota memerlukan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah pusat.
Mengingat, Jakarta dilalui 13 sungai besar yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat. Sementara 884 sungai kecil, menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi DKI.
"Di hulu, yang nanam pohon siapa? Artinya (tanggung jawab) tidak di kita semua. Tapi harus bekerjasama pusat, Jawa Barat, Banten, masyarakat, semuanya. Enggak mungkin kalian ngejar-ngejar saya terus tanya ke saya itu-itu terus," ucapnya kesal.
Baca juga:
Jokowi: Pusaing saya ngebahas banjir
Jakarta banjir, Jokowi salahkan cuaca
Ini saran LIPI atasi banjir Jakarta
Lihat videonya, klik disini
(ysw)
Explore More