Mengungsi di kober, warga Pejaten takut

Jum'at, 31 Januari 2014 - 22:11 WIB
Mengungsi di kober,...
Mengungsi di kober, warga Pejaten takut
A A A
Sindonews.com - Korban banjir yang tinggal di Jalan Rukun Ujung, RT05/05, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terpaksa harus berjuang melawan rasa takut tiap malam.

Pasalnya, pasca diterjang banjir dua pekan lalu, warga yang tempat tinggalnya terkena imbas luapan Sungai Ciliwung itu mengungsi di kuburan atau Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat.

Pantauan di lapangan, terhitung ada puluhan warga RT05/05, Pejaten Timur mengungsi di Kober Tanjungan atau Pemakaman Keluarga Besar H Lanyak Bin Zaenal yang lokasinya persis berada di samping Posko Banjir.

Di areal makam ini, warga tinggal di bawah pendopo dan dua tenda terbuat dari terpal dan bambu seadanya bersama dengan harta benda dan perabotan rumah mereka. Sesekali, dari warga ada yang meninggalkan lokasi pengungsian lalu melongok ketinggian air sisa banjir di rumahnya.

Erna (31), warga RT05/05, Pejaten Timur, Pasar Minggu mengaku telah mengungsi di tempat pemakaman ini sejak 10 Januari lalu bersama suami dan tiga orang anaknya.

"Dari tanggal 10 Januari kemarin saya ngungsi di sini. Waktu hari Senin sampe Rabu, saya sempat pulang, tapi Kamis ngungsi ke sini lagi," katanya saat ditemui Sindonews di Pemakaman Keluarga Besar H. Lanyak Bin Zaenal, Jumat (31/1/2014).

Ia mengutarakan, jumlah warga yang mengungsi di areal pekuburan ini ada sekira 30 orang lebih. Sebagian besar dari mereka mengungsi bersama anggota keluarga sambil membawa harta benda.

"Yang ngungsi di kober (kuburan) ini ada kira-kira 30-an warga. Harta benda dibawa semua, TV, perabotan dan lain-lain," terangnya.

Selama mengungsi, Erna mengaku, kerap dirundung rasa takut, terutama selepas azan Magrib. Terlebih, di areal pemakaman ini, ada dua warga sekitar yang baru saja dimakamkan.

"Saya dari pagi sampai pagi lagi ngungsi di sini. Kalau malam hari, saya takut sebenarnya, tapi karena ramai-ramai, ya saya berani-beraniin. Apalagi ada dua kuburan baru di sini," ujarnya.

Menurut Erna, kendati harus mengungsi dengan penuh rasa takut, bantuan makanan dan pakaian di tenda pengungsian ini cukup terpenuhi. Perhari, warga yang bertahan di tempat ini diberikan makanan dua kali pada pagi dan sore hari.

"Makanan dikasih dua kali, pagi sama sore. Pas tengah malam ada lagi bantuan dari orang yang nyumbang sumbangan. Susu bayi sama popok juga kita dapat," tuturnya.

Hal yang sama diutarakan Ahmad (40), warga lainnya yang mengungsi di pemakaman yang sama. Ia menyatakan, bantuan logistik dari Ketua RT, RW, Lurah dan pejabat setempat selama ini terus mengalir ke warga korban banjir yang mengungsi di areal pemakaman.

"Bantuan Alhamdulillah mengalir terus. Saya sudah sebulan ngungsi di kober ini. Saya enggak takut, walaupun kadang-kadang penunggu sini ada yang lewat," ucapnya.

Ahmad mengutarakan, selain di tempat pemakaman ini, warga korban banjir juga ada yang mengungsi di Musala Jamiatul Khair. Di musala yang dijadikan tempat pengungsian itu, jumlah pengungsi lebih banyak ketimbang di kuburan ini.

"Di Musala Jamiatul Khair jumlah yang ngungsi ada sekira 50-an orang lebih. Kalau di sini paling 30-an saja," beber pria yang mengungsi bersama delapan orang anggota keluarganya itu.

Baca:
Pengungsi banjir Pejaten Timur terserang gatal-gatal
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0808 seconds (0.1#10.140)