Imlek, pedagang burung pipit raup untung
A
A
A
Sindonews.com - Perayaan tahun baru Cina atau Imlek 2014 tidak hanya dirasakan oleh pengemis untuk keberkahan. Tetapi, hal itu juga dirasakan oleh pedagang burung di sekitar Vihara Kelenteng.
Rezeki musiman ini salah satunya dirasakan para pedagang burung di sekitar Vihara Amurva Bhumi, Hok Tek Tjeng Sin, di Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Warga keturunan Tionghoa pemeluk agama Budha memborong burung sebagai ritual penebus dosa dan simbol kerendahan hati saat perayaan Imlek.
Adi Kusnadi (28), salah seorang pedagang di lokasi mengatakan, sejak tiga hari terakhir, penjualan burung jenis pipit dagangannya melonjak hingga sepuluh kali lipat mencapai 5.000 ekor. Jumlah itu melampaui penjualannya per hari yang hanya antara 200 atau 300 ekor.
"Saya belanja langsung dari daerah Karawang, Jawa Barat lusa kemarin. Soalnya di sana murah, harganya cuma Rp500 seekornya, beda harganya kalau beli dari Pasar Gembrong, bisa Rp1.000 seekor," jelasnya saat ditemui di lokasi, Jumat (31/1/2014).
Tiap kali perayaan Imlek, Adi mengaku, selalu berjualan burung pipit di Vihara yang dikenal dengan julukan Kelenteng Bumi ini. Hasilnya, keuntungan yang didapat dari penjualan burung-burungnya pun lumayan besar.
"Biasanya saya jual Rp1.000 seekor, tapi karena sekarang lagi Imlek, saya jualnya Rp2.000 seekor. Bukan aji mumpung, tapi karena burungnya juga lagi susah dicari," ujarnya.
Ia mengatakan, kendati menjual dengan harga lebih mahal, para jemaat vihara tetap antusias memborong burung-burung jualannya dengan silih berganti.
Terhitung, sejak kemarin malam hingga hari ini, burung yang sudah berhasil laku terjual mencapai 1.200 ekor lebih.
"Kemarin saja, ada orang yang beli satu kandang penuh belum saya bongkar. Isinya 1.000 ekor, ada juga yang beli 500 ekor. Itu semua katanya buat perusahaan, biar berkah tahun 2014 ini," ungkapnya.
Rezeki musiman ini salah satunya dirasakan para pedagang burung di sekitar Vihara Amurva Bhumi, Hok Tek Tjeng Sin, di Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Warga keturunan Tionghoa pemeluk agama Budha memborong burung sebagai ritual penebus dosa dan simbol kerendahan hati saat perayaan Imlek.
Adi Kusnadi (28), salah seorang pedagang di lokasi mengatakan, sejak tiga hari terakhir, penjualan burung jenis pipit dagangannya melonjak hingga sepuluh kali lipat mencapai 5.000 ekor. Jumlah itu melampaui penjualannya per hari yang hanya antara 200 atau 300 ekor.
"Saya belanja langsung dari daerah Karawang, Jawa Barat lusa kemarin. Soalnya di sana murah, harganya cuma Rp500 seekornya, beda harganya kalau beli dari Pasar Gembrong, bisa Rp1.000 seekor," jelasnya saat ditemui di lokasi, Jumat (31/1/2014).
Tiap kali perayaan Imlek, Adi mengaku, selalu berjualan burung pipit di Vihara yang dikenal dengan julukan Kelenteng Bumi ini. Hasilnya, keuntungan yang didapat dari penjualan burung-burungnya pun lumayan besar.
"Biasanya saya jual Rp1.000 seekor, tapi karena sekarang lagi Imlek, saya jualnya Rp2.000 seekor. Bukan aji mumpung, tapi karena burungnya juga lagi susah dicari," ujarnya.
Ia mengatakan, kendati menjual dengan harga lebih mahal, para jemaat vihara tetap antusias memborong burung-burung jualannya dengan silih berganti.
Terhitung, sejak kemarin malam hingga hari ini, burung yang sudah berhasil laku terjual mencapai 1.200 ekor lebih.
"Kemarin saja, ada orang yang beli satu kandang penuh belum saya bongkar. Isinya 1.000 ekor, ada juga yang beli 500 ekor. Itu semua katanya buat perusahaan, biar berkah tahun 2014 ini," ungkapnya.
(mhd)