PKL KS Tubun minta dipindah ke area terbuka

Minggu, 12 Januari 2014 - 22:20 WIB
PKL KS Tubun minta dipindah...
PKL KS Tubun minta dipindah ke area terbuka
A A A
Sindonews.com - Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang direlokasi ke PD Pasar Slipi Jaya kembali turun ke Jalan Aipda KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat. Sebab, lokasi PD Pasar Slipi Jaya dinilai sepi dan merugikan pedagang.

Berdasarkan pantauan, sepanjang trotoar Jalan Aipda KS Tubun saat ini telah kembali dipenuhi berbagai macam PKL. 50 diantaranya adalah para PKL yang telah direlokasi ke PD Pasar Slipi Jaya pada 25 Oktober 2013 lalu.

Salah satu PKL yang kembali memilih berjualan di KS Tubun, pasca di relokasi di PD Pasar Slipi Jaya Oktober 2013 silam yakni, Tumiran (55). Pria yang berjualan sepatu bekas itu kembali turun ke jalan setelah seminggu mencoba berjualan di PD Pasar Slipi Jaya. Menurutnya, lokasi basement di PD Pasar Slipi membuat daganganya turun drastis hingga 90 persen.

"Kalau di pinggir Jalan KS Tubun sini sehari 10 sepatu aja bisa laku. Nah kalau di PD sana, satu aja susah banget," kata Tumiran, Minggu (12/1/2014).

Pria dua anak itu menjelaskan, jika sejumlah pedagang sebenarnya mau direlokasi, tetapi bukan di PD Pasar Slipi Jaya yang bertempat di basement. Menurutnya, para pedagang berharap agar pemerintah lebih menata pertokoan di kawasan KS Tubun sehingga tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas.

"Di sepanjang Gang Prihatin, Kota Bambu, Palmerah, Jakarta Barat, samping Banjir Kanal Barat (BKB) kan bisa, di depan museum tekstil yang saat ini ingin dijadikan taman juga bisa. Pedagang ingin ditata di daerah tersebut," ujar pria warga Kota Bambu yang mengaku mendapatkan untung dalam sehari Rp150.000 di KS Tubun dari hasil penjualan 10 sepatu bekas.

Begitu juga dengan Agus Susanto (39). Mantan ketua pedagang yang menamakan kios JB di pinggir Jalan Aipda KS Tubun itu mengaku sejumlah PKL yang direlokasi ke PD Pasar Slipi Jaya hampir seluruhnya berpindah ke KS Tubun.

Menurutnya pemerintah dalam menyediakan lokasi kios yang berada di basement bangunan pasar tidak maksimal. Kondisinya tertutup dan minim pendatang. Bahkan akses menuju basement tidak dibuat terbuka.

Sebagai solusi, Agus pun menunjuk tanah kosong di depan Museum Tekstil yang sekarang ini menjadi taman. Menurutnya tanah sepanjang 15 meter itu saja sebenarnya cukup untuk menata puluhan pedagang. Ia pun berani menjamin jika nantinya tidak akan menimbulkan kemacetan. Dia pun berjanji siap diusir dan dibongkar jika sampai menimbulkan kemacetan.

"Sebenarnya para pedagang hanya perlu diberikan tempat terbuka, tidak perlu kios bagus seperti di Pasar Slipi. Minimal dapet lapak 1 meter aja sudah cukup, saya berani jamin deh gak bakal bikin kumuh, apalagi bikin macet, kami larang angkot dan motor berhenti sembarangan," jelas pria pedagang sepatu itu.

Menanggapi hal tersebut, Asisten Perekonomian Jakarta Barat, Isnawa Adji mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan negosiasi lanjutan terkait relokasi pedagang KS Tubun bersama pihak PD Pasar Jaya. Menurutnya, memang lokasi kios di PD Pasar Slipi Jaya perlu dilakukan pembenahan.

Untuk itu, dia meminta kepada puluhan PKL yang kembali berjualan di KS Tubun agar kembali masuk ke dalam kios. Sebab, pihaknya berencana untuk mengadakan promosi setiap akhir pekan di PD Pasar tersebut.

"Kami sebagai pemerintah akan mengusahakan yang terbaik bagi para pedagang kecil. Bagaimana pun pemasaran itu butuh promosi, pengenalan kepada publik, selain mempercantik tempat berdagang," jelasnya.

Sementara itu, Kepala PD Pasar Slipi Jaya, Yusuf Rahmat mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait kembalinya PKL dari PD Pasar Slipi ke KS Tubun. Dia mengaku sudah semaksimal mungkin membuat kenyamanan para pedagang dan pembeli dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang baik dan nyaman.

"Kami harap pedagang mencoba dan bersabar dahulu. Kami bersama camat Palmerah sudah berkoordinasi untuk menggelar hiburan di sini. Karena enggak ada pedagangnya, ya terpaksa harus ditunda," ujarnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0388 seconds (0.1#10.140)