Hanya hura-hura, Jakarta Night Festival tak guna
Hanya hura-hura, Jakarta Night Festival tak guna
A
A
A
Sindonews.com - Perayaan pergantian tahun dengan menggelar Jakarta Night Festival (JNF) dikritik pengamat budaya. Pasalnya, pesta yang menghabiskan uang rakyat itu dinilai sebagai sikap hura-hura dan tidak bermanfaat.
JNF sendiri digelar meriah di Jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman dengan 12 panggung.
Pakar kebudayaan Djadjat Sudrajat menyatakan, perayaan Tahun Baru seharusnya lebih difokuskan pada refleksi diri. Dia mengimbau agar pemerintah jangan sampai memboroskan anggaran untuk acara pesta akhir tahun semacam ini.
“Dari pada pesta-pesta enggak karuan, lebih baik dimanfaatkan untuk program-program seperti pengobatan gratis atau pasar rakyat. Itu semua ‘kan irit dan memberi keuntungan untuk masyarakat,” kata Drajat dalam keterangan resminya, Kamis (2/1/2014).
Djadjat sepakat dengan acara hiburan akhir tahun. Hanya saja, sebaiknya tidak dilakukan dengan hura-hura berlebihan. “Tahun Baru ada baiknya disambut dengan lebih dan banyak merefleksikan diri pada Tahun 2013. Dari sinilah kita tahu apa yang harus dilakukan pada tahun 2014 mendatang. Jangan berpesta yang berlebih-lebihan,” tandasnya.
Kalangan artis juga ikut mengkritik, salah satunya Jane Shalimar. Menurutnya, boleh saja merayakan tahun baru sepanjang tidak berlebihan. Dia menyarankan, pemerintah perlu mengkombinasikan acara ini dengan hal-hal yang bermanfaat untuk masyarakat.
“Hiburan sah-sah saja, asal jangan buang-buang dana untuk kembang api, dan hal-hal kurang bermanfaat bagi masyarakat. Itu mubazir,” tegasnya.
Jane mengingatkan, masyarakat agar bisa mengawasi dana pembangunan pemerintah dan agar masyarakat jangan sampai dibodohi dan disogok dengan panggung-panggung hiburan yang biayanya justru berasal dari masyarakat sendiri.
Menurutnya, seringkali pihak pemerintah mengaku kekurangan dana dalam pembangunan, namun kenyataannya ada dana besar untuk acara hiburan seperti ini. “Miris kalau pemerintah jor-joran keluar uang untuk pesta rakyat, namun sering beralasan macam-macam saat disinggung mengenai anggaran pembangunan,” ujarnya.
Baca:
Acara Jakarta Night Festival & pengaturan lalu lintas
JNF sendiri digelar meriah di Jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman dengan 12 panggung.
Pakar kebudayaan Djadjat Sudrajat menyatakan, perayaan Tahun Baru seharusnya lebih difokuskan pada refleksi diri. Dia mengimbau agar pemerintah jangan sampai memboroskan anggaran untuk acara pesta akhir tahun semacam ini.
“Dari pada pesta-pesta enggak karuan, lebih baik dimanfaatkan untuk program-program seperti pengobatan gratis atau pasar rakyat. Itu semua ‘kan irit dan memberi keuntungan untuk masyarakat,” kata Drajat dalam keterangan resminya, Kamis (2/1/2014).
Djadjat sepakat dengan acara hiburan akhir tahun. Hanya saja, sebaiknya tidak dilakukan dengan hura-hura berlebihan. “Tahun Baru ada baiknya disambut dengan lebih dan banyak merefleksikan diri pada Tahun 2013. Dari sinilah kita tahu apa yang harus dilakukan pada tahun 2014 mendatang. Jangan berpesta yang berlebih-lebihan,” tandasnya.
Kalangan artis juga ikut mengkritik, salah satunya Jane Shalimar. Menurutnya, boleh saja merayakan tahun baru sepanjang tidak berlebihan. Dia menyarankan, pemerintah perlu mengkombinasikan acara ini dengan hal-hal yang bermanfaat untuk masyarakat.
“Hiburan sah-sah saja, asal jangan buang-buang dana untuk kembang api, dan hal-hal kurang bermanfaat bagi masyarakat. Itu mubazir,” tegasnya.
Jane mengingatkan, masyarakat agar bisa mengawasi dana pembangunan pemerintah dan agar masyarakat jangan sampai dibodohi dan disogok dengan panggung-panggung hiburan yang biayanya justru berasal dari masyarakat sendiri.
Menurutnya, seringkali pihak pemerintah mengaku kekurangan dana dalam pembangunan, namun kenyataannya ada dana besar untuk acara hiburan seperti ini. “Miris kalau pemerintah jor-joran keluar uang untuk pesta rakyat, namun sering beralasan macam-macam saat disinggung mengenai anggaran pembangunan,” ujarnya.
Baca:
Acara Jakarta Night Festival & pengaturan lalu lintas
(hyk)
Explore More