Nur Mahmudi semangat bicara 'cabe-cabean'
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 129 pelajar SMA dan SMK Depok melakukan safari politik kunjungan ke sejumlah kantor pemerintahan. Di antaranya Balai Kota Depok, DPRD Depok, Kejaksaan Negeri (Kejari), Pengadilan Negeri, serta Polresta Depok.
Saat mengunjungi Balai Kota Depok, kebetulan para pelajar tersebut bertemu dengan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail yang hendak pergi berkunjung menemui Panglima TNI.
Melihat para ABG pelajar tersebut, Nur Mahmudi spontan meminta mereka jangan menjadi 'cabe-cabean' seperti yang saat ini sedang tren.
"Kalian belajar betul-betul, boleh jadi aparat, PNS, jaksa, hakim, jadi pengusaha juga bagus, sekarang ada istilah cabe-cabean, apa itu? Anak muda Depok harus punya karakter, jangan sampai menyesal. Jangan jadi cabe-cabean," jelasnya sambil disambut riuh tepuk tangan para pelajar di Balai Kota Depok, Selasa (31/12/2013).
Nur Mahmudi menegaskan, setiap generasi muda wajib mengetahui banyak hal, tetapi juga mampu menyaring hal negatif. Ia meminta agar para pelajar jangan sampai merusak diri sendiri karena akan merugi.
"Anak muda wajib tahu apa saja, tapi tak wajib melakukan apa saja, kecuali yang benar. Makan cabe enak, kalau cabe-cabean enggak benar. Sebelumnya ada kasus anak kelas 2 SMA di Depok melahirkan, kita ambil jadi pelajaran serius, jangan terjadi pada diri sendiri, tak bisa diobati," tegasnya.
Mahmudi meminta, agar setiap sekolah melakukan pemberdayaan pemuda untuk diajak memmiliki kesadaran. Serta terlibat langsung sebagai unsur pelaku pembangunan.
"Pemberdayaan seperti apa, aktivitas ekstrakulikuler di sekolah ditingkatkan. Pendidikan formal di kurikulum, peningkatan keterampilan, memantapkan langkah kalian," tandasnya.
Baca:
Penyebab seks bebas dari miras hingga 'cabe-cabean'
Saat mengunjungi Balai Kota Depok, kebetulan para pelajar tersebut bertemu dengan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail yang hendak pergi berkunjung menemui Panglima TNI.
Melihat para ABG pelajar tersebut, Nur Mahmudi spontan meminta mereka jangan menjadi 'cabe-cabean' seperti yang saat ini sedang tren.
"Kalian belajar betul-betul, boleh jadi aparat, PNS, jaksa, hakim, jadi pengusaha juga bagus, sekarang ada istilah cabe-cabean, apa itu? Anak muda Depok harus punya karakter, jangan sampai menyesal. Jangan jadi cabe-cabean," jelasnya sambil disambut riuh tepuk tangan para pelajar di Balai Kota Depok, Selasa (31/12/2013).
Nur Mahmudi menegaskan, setiap generasi muda wajib mengetahui banyak hal, tetapi juga mampu menyaring hal negatif. Ia meminta agar para pelajar jangan sampai merusak diri sendiri karena akan merugi.
"Anak muda wajib tahu apa saja, tapi tak wajib melakukan apa saja, kecuali yang benar. Makan cabe enak, kalau cabe-cabean enggak benar. Sebelumnya ada kasus anak kelas 2 SMA di Depok melahirkan, kita ambil jadi pelajaran serius, jangan terjadi pada diri sendiri, tak bisa diobati," tegasnya.
Mahmudi meminta, agar setiap sekolah melakukan pemberdayaan pemuda untuk diajak memmiliki kesadaran. Serta terlibat langsung sebagai unsur pelaku pembangunan.
"Pemberdayaan seperti apa, aktivitas ekstrakulikuler di sekolah ditingkatkan. Pendidikan formal di kurikulum, peningkatan keterampilan, memantapkan langkah kalian," tandasnya.
Baca:
Penyebab seks bebas dari miras hingga 'cabe-cabean'
(mhd)