Guru harus maksimalkan pendidikan karakter
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok memiliki program tahun 2014 bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pendidik. Alasannya, guru adalah sosok penebar ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengubah sikap anak didik.
Kepala Disdik Depok Herry Pansila mengatakan guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar mata pelajaran melainkan bermanfaat bagi murid, sekolah dan masyarakat sekitar. Guru merupakan bagian dari sekolah, yang menjadi agen perubahan.
"Jadi, paradigma lama harus diubah. Guru buka cuma pengajar tapi pendidik," katanya kepada wartawan, Minggu (29/12/2013).
Ia menjelaskan prioritas kerja itu dituangkan pula ke dalam kurikulum 2013, walaupun tidak terlepas dari kurikulum inti berupa pendidikan berkarakter. Selama ini, masih ada guru lebih memilih mengajar anak pintar dan orang kaya dibanding anak miskin yang bodoh.
"Padahal Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan sehingga tidak ada yang bodoh. Pendidikan berkarakter merupakan cara mencetak manusia sebagai makhluk sosial," jelasnya.
Ada tiga target yang akan dicapai yaitu ilmu pengetahuan, pembentukan sikap, dan keterampilan. "Semua itu menjadi tanggung jawab guru selaku pelayan publik," tegasnya.
Program ini, katanya, sebagai lanjutan program sebelumnya yaitu diberinya kesempatan siswa miskin masuk sekolah negeri lanjutan. Tahun 2014, bahkan Disdik Depok memberi gratis seluruh siswa SD berupa seragam, sepatu, dan lembar kerja siswa (LKS).
"Inti semua program berkelanjutan itu adalah Depok sebagai Kota Pendidikan Berkarakter," tutupnya.
Baca
Pendidikan karakter, solusi kikis masalah bangsa
Kepala Disdik Depok Herry Pansila mengatakan guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar mata pelajaran melainkan bermanfaat bagi murid, sekolah dan masyarakat sekitar. Guru merupakan bagian dari sekolah, yang menjadi agen perubahan.
"Jadi, paradigma lama harus diubah. Guru buka cuma pengajar tapi pendidik," katanya kepada wartawan, Minggu (29/12/2013).
Ia menjelaskan prioritas kerja itu dituangkan pula ke dalam kurikulum 2013, walaupun tidak terlepas dari kurikulum inti berupa pendidikan berkarakter. Selama ini, masih ada guru lebih memilih mengajar anak pintar dan orang kaya dibanding anak miskin yang bodoh.
"Padahal Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan sehingga tidak ada yang bodoh. Pendidikan berkarakter merupakan cara mencetak manusia sebagai makhluk sosial," jelasnya.
Ada tiga target yang akan dicapai yaitu ilmu pengetahuan, pembentukan sikap, dan keterampilan. "Semua itu menjadi tanggung jawab guru selaku pelayan publik," tegasnya.
Program ini, katanya, sebagai lanjutan program sebelumnya yaitu diberinya kesempatan siswa miskin masuk sekolah negeri lanjutan. Tahun 2014, bahkan Disdik Depok memberi gratis seluruh siswa SD berupa seragam, sepatu, dan lembar kerja siswa (LKS).
"Inti semua program berkelanjutan itu adalah Depok sebagai Kota Pendidikan Berkarakter," tutupnya.
Baca
Pendidikan karakter, solusi kikis masalah bangsa
(lal)