Demi anak, Sumiati rela panggul beban 30 kg
A
A
A
Sindonews.com - Sebagian warga Jakarta banyak yang merayakan Hari Ibu dengan menggantikan peran ibu memasak dan membersihkan rumah dan membiarkan ibunya beristirahat. Namun tak semua ibu di Jakarta seberuntung itu, ada juga sosok ibu yang rela memanggul beban puluhan kilogram di punggungnya demi si anak.
Sumiati adalah salahsatu sosok ibu tangguh yang tak kenal lelah. Wanita (54) tahun ini, setiap hari harus berkeliling di sekitar kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur dengan beban sekira 30 kilogram di punggungnya.
Bakul yang berisi belasan botol jamu hasil ramuannya ditambah termos air menjadi modal dirinya membesarkan anak sekaligus menyekolahkannya. Tak terasa, bakul beserta isinya itu sudah menghidupi keluarganya selama 18 tahun.
"Setiap hari setelah subuh, saya keluar dari rumah. Sore baru balik, istirahat," kata ibu tiga anak asal Purworejo, Jawa Tengah, ini saat berbincang dengan Sindonews, di Terminal Kampung Melayu, Minggu (22/12/2013).
Kendati harus berjalan belasan kilometer setiap hari, tidak menjadikannya beban. "Ini untuk biaya anak saya yang bontot, baru SMP kelas 2," tukasnya.
Baginya, berprofesi sebagai penjual jamu memang membutuhkan kesabaran dan tenaga ektra. Namun merupakan kebanggan sendiri karena bisa mempertahankan tradisi asli Indonesia yang menyehatkan.
"Sekarangkan pada minum obat macam-macam, sakit juga. Kalau dengan jamu orang gak sakit-sakit atau loyo. Ini kan dari alam," bebernya.
Sumiati sendiri tidak begitu hafal kapan hari ibu, dia hanya tahu bahwa hari ibu tanggal 22 tetapi lupa bulannya apa. Namun demikian ia tetap menjadi sosok yang tangguh karena beban 30 kilo tidak pernah mengurungkan niatnya melestarikan jamu, sekalian mencari uang untuk keluarganya.
Sumiati punya harapan sendiri pada hari ibu, bukan untuk dirinya tapi bagi semua kaum hawa di Indonesia. Sederhana yakni menjadi ibu yang baik bagi anak-anak, dan menjadi wanita yang baik dan bermartabat.
"Saya ya, pesannya jadi ibu yang baik buat ibu-ibu. Jangan malas-malasan kerja. Jangan gampangan," pesannya.
Sumiati adalah salahsatu sosok ibu tangguh yang tak kenal lelah. Wanita (54) tahun ini, setiap hari harus berkeliling di sekitar kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur dengan beban sekira 30 kilogram di punggungnya.
Bakul yang berisi belasan botol jamu hasil ramuannya ditambah termos air menjadi modal dirinya membesarkan anak sekaligus menyekolahkannya. Tak terasa, bakul beserta isinya itu sudah menghidupi keluarganya selama 18 tahun.
"Setiap hari setelah subuh, saya keluar dari rumah. Sore baru balik, istirahat," kata ibu tiga anak asal Purworejo, Jawa Tengah, ini saat berbincang dengan Sindonews, di Terminal Kampung Melayu, Minggu (22/12/2013).
Kendati harus berjalan belasan kilometer setiap hari, tidak menjadikannya beban. "Ini untuk biaya anak saya yang bontot, baru SMP kelas 2," tukasnya.
Baginya, berprofesi sebagai penjual jamu memang membutuhkan kesabaran dan tenaga ektra. Namun merupakan kebanggan sendiri karena bisa mempertahankan tradisi asli Indonesia yang menyehatkan.
"Sekarangkan pada minum obat macam-macam, sakit juga. Kalau dengan jamu orang gak sakit-sakit atau loyo. Ini kan dari alam," bebernya.
Sumiati sendiri tidak begitu hafal kapan hari ibu, dia hanya tahu bahwa hari ibu tanggal 22 tetapi lupa bulannya apa. Namun demikian ia tetap menjadi sosok yang tangguh karena beban 30 kilo tidak pernah mengurungkan niatnya melestarikan jamu, sekalian mencari uang untuk keluarganya.
Sumiati punya harapan sendiri pada hari ibu, bukan untuk dirinya tapi bagi semua kaum hawa di Indonesia. Sederhana yakni menjadi ibu yang baik bagi anak-anak, dan menjadi wanita yang baik dan bermartabat.
"Saya ya, pesannya jadi ibu yang baik buat ibu-ibu. Jangan malas-malasan kerja. Jangan gampangan," pesannya.
(ysw)