Sosiolog: Tertib peraturan hindari kecelakaan
A
A
A
Sindonews.com - Kecelakaan kereta Commuter Line dengan truk Pertamina pengangkut bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan menggambarkan kurang disiplinnya masyarakat.
"Seyogianya kecelakaan itu bisa dihindari jika masyarakat pengguna jalan patuh dan tertib terhadap peraturan," kata Sosiolog Raphy Uli Tobing di Depok, Senin 9 Desember 2013.
Mantan Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu menambahkan, ketidakdisiplinan pengendara di Jakarta sudah pada taraf mengkhawatirkan. Lagipula, kata dia, seharusnya untuk jadi sopir Pertamina mempunyai ketaan itu.
"Saya tidak habis pikir kenapa orang teledor bisa jadi sopir pengangkut BBM. Sebagai pekerjaan dengan resiko tinggi, seharusnya pengemudi truk tangki adalah orang yang teliti dan disiplin," pungkasnya.
Ia menambahkan, akan lebih baik bila sopir truk pengangkut BBM harus lulus uji psikologis. Karena pekerjaannya yang berisiko tinggi, maka hal-hal yang menyangkut tanggung jawab dan disiplin wajib dimiliki sopir pengangkut BBM. "Kesadaran akan pentingnya nyawa manusia harus dibangun kembali," tegasnya.
Menurut dia, rasa disiplin akan muncul jika kesadaran dan pemahaman akan keselamatan orang lain ada di dalam jiwa pengendara.
"Saat ini kesadaran akan nyawa manusia di Indonesia masih sangat rendah, ditambah sikap disiplin bangsa kita yang sudah pada taraf mengkhawatirkan" pungkasnya.
Baca berita terkait:
Bangkai kereta truk Pertamina berhasil dievakuasi
"Seyogianya kecelakaan itu bisa dihindari jika masyarakat pengguna jalan patuh dan tertib terhadap peraturan," kata Sosiolog Raphy Uli Tobing di Depok, Senin 9 Desember 2013.
Mantan Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu menambahkan, ketidakdisiplinan pengendara di Jakarta sudah pada taraf mengkhawatirkan. Lagipula, kata dia, seharusnya untuk jadi sopir Pertamina mempunyai ketaan itu.
"Saya tidak habis pikir kenapa orang teledor bisa jadi sopir pengangkut BBM. Sebagai pekerjaan dengan resiko tinggi, seharusnya pengemudi truk tangki adalah orang yang teliti dan disiplin," pungkasnya.
Ia menambahkan, akan lebih baik bila sopir truk pengangkut BBM harus lulus uji psikologis. Karena pekerjaannya yang berisiko tinggi, maka hal-hal yang menyangkut tanggung jawab dan disiplin wajib dimiliki sopir pengangkut BBM. "Kesadaran akan pentingnya nyawa manusia harus dibangun kembali," tegasnya.
Menurut dia, rasa disiplin akan muncul jika kesadaran dan pemahaman akan keselamatan orang lain ada di dalam jiwa pengendara.
"Saat ini kesadaran akan nyawa manusia di Indonesia masih sangat rendah, ditambah sikap disiplin bangsa kita yang sudah pada taraf mengkhawatirkan" pungkasnya.
Baca berita terkait:
Bangkai kereta truk Pertamina berhasil dievakuasi
(mhd)