Kondom dinilai cara murah & efektif cegah AIDS
A
A
A
Sindonews.com - Meski dianggap masih tabuh oleh sebagai masyarakat Indonesia khususnya DKI Jakarta. Pekan kondom nasional dinilai sebagai salah satu cara yang efektif untuk mencegah terjangkitnya penularan virus acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
"Baru ini cara yang paling efektif untuk mencegah virus tersebut. SElain efektih cara ini juga murah bagi semua kalangan," kata Ketua LSM Srikandi Sejati Lenny Sutiharto kepada Sindonews, Senin (2/12/2013).
Dia menegaskan, pekan kondom nasional bukan untuk melegalkan buhungan seks bebas dikalangan masyarakat. Tetapi, sambungnya, ini untuk pencegahan terjangkitnya HIV/AIDS dikalanga remaja yang terbilang sudah parah cara berpacarannya.
"Ini untuk pencegahan, bukan untuk melegalkan. Karena, sekarang ini remaja di sini (Jakarta) sudah melampai batas cara berhubungannya," pungkasnya.
Hal itu, kata Lenny, pemerintah tidak bisa mengawasi masyarakat Indonesia satu persatu. Karena, lanjutnya, masyarakat yang ingin melakukan hubungan seks itu tergantung pribadinya masing-masing.
"Jadi, pekan kondom nasional ini sebagai satu cara pencegahan yang paling efetif dan murah. Karena, kita juga tidak bisa mengawasi setiap orang, itu tergantung pribadi orang tersebut," tandasnya.
Pekan kondom nasional, kata Lenny, pihaknya tidak membelakangkan hak konstitusi orang lain untuk mengingatkan sesama karena itu hak setiap orang dalam bangsa ini. "Konstitusi tidak pernah hilang," pungkasnya.
"Baru ini cara yang paling efektif untuk mencegah virus tersebut. SElain efektih cara ini juga murah bagi semua kalangan," kata Ketua LSM Srikandi Sejati Lenny Sutiharto kepada Sindonews, Senin (2/12/2013).
Dia menegaskan, pekan kondom nasional bukan untuk melegalkan buhungan seks bebas dikalangan masyarakat. Tetapi, sambungnya, ini untuk pencegahan terjangkitnya HIV/AIDS dikalanga remaja yang terbilang sudah parah cara berpacarannya.
"Ini untuk pencegahan, bukan untuk melegalkan. Karena, sekarang ini remaja di sini (Jakarta) sudah melampai batas cara berhubungannya," pungkasnya.
Hal itu, kata Lenny, pemerintah tidak bisa mengawasi masyarakat Indonesia satu persatu. Karena, lanjutnya, masyarakat yang ingin melakukan hubungan seks itu tergantung pribadinya masing-masing.
"Jadi, pekan kondom nasional ini sebagai satu cara pencegahan yang paling efetif dan murah. Karena, kita juga tidak bisa mengawasi setiap orang, itu tergantung pribadi orang tersebut," tandasnya.
Pekan kondom nasional, kata Lenny, pihaknya tidak membelakangkan hak konstitusi orang lain untuk mengingatkan sesama karena itu hak setiap orang dalam bangsa ini. "Konstitusi tidak pernah hilang," pungkasnya.
(mhd)