Polda Metro kebobolan, polisi terlalu pede
A
A
A
Sindonews.com - Aksi pencurian pecah kaca yang terjadi di lingkungan Polda Metro Jaya tampaknya menjadi pelajaran berharga bagi pihak kepolisian. Apalagi mobil yang dibobol dengan modus pecah kaca tersebut juga milik anggota polisi.
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin mengatakan, tindak kejahatan berkaitan dengan kondisi situasional lokasi. Dalam analisa pencegahan tindak kriminal ada pendekatan situasional.
"Dalam pendekatan ini dijelaskan bahwa situasi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengawasanlah yang dimanfaatkan pelaku kriminal. Desain lingkungan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengawasan yang dimanfaatkan pelaku," kata Iqrak, Kamis (28/11/2013).
Dicontohkan dia, di area Polda Metro Jaya hampir dipenuhi kendaraan roda empat yang terparkir di sepanjang jalan. Bahkan ada tempat yang tidak difungsikan untuk parkir justru digunakan sebagai area parkir.
Di sisi lain, Iqrak melihat, polisi terlalu percaya diri. Maksudnya, polisi kerap melakukan pengetatan di luar area Polda. Tapi justru kurang dilakukan pengetatan pengawasan di dalam areanya sendiri.
"Istilahnya mereka terlalu percaya diri sehingga mungkin merasa sudah terlalu aman dan tidak melakukan pengawasan ketat seperti di luar area Polda," ujar Iqrak.
Dilihat dari karakteristik pelaku, sambung dia, dipastikan pelakunya adalah pelaku yang rasional. Artinya, pelaku tidak mungkin berspekulasi sebelum bertindak.
Pelaku sudah mengenal wilayah dan sangat memahami situasi termasuk waktu yang tepat untuk beraksi.
"Pelakunya termasuk dalam carier criminal. Pelakunya sangat rasional dan sudah memiliki hitungan tersendiri," ungkapnya.
Baca juga:
Mobil polisi digasak garong di kantor polisi
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin mengatakan, tindak kejahatan berkaitan dengan kondisi situasional lokasi. Dalam analisa pencegahan tindak kriminal ada pendekatan situasional.
"Dalam pendekatan ini dijelaskan bahwa situasi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengawasanlah yang dimanfaatkan pelaku kriminal. Desain lingkungan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengawasan yang dimanfaatkan pelaku," kata Iqrak, Kamis (28/11/2013).
Dicontohkan dia, di area Polda Metro Jaya hampir dipenuhi kendaraan roda empat yang terparkir di sepanjang jalan. Bahkan ada tempat yang tidak difungsikan untuk parkir justru digunakan sebagai area parkir.
Di sisi lain, Iqrak melihat, polisi terlalu percaya diri. Maksudnya, polisi kerap melakukan pengetatan di luar area Polda. Tapi justru kurang dilakukan pengetatan pengawasan di dalam areanya sendiri.
"Istilahnya mereka terlalu percaya diri sehingga mungkin merasa sudah terlalu aman dan tidak melakukan pengawasan ketat seperti di luar area Polda," ujar Iqrak.
Dilihat dari karakteristik pelaku, sambung dia, dipastikan pelakunya adalah pelaku yang rasional. Artinya, pelaku tidak mungkin berspekulasi sebelum bertindak.
Pelaku sudah mengenal wilayah dan sangat memahami situasi termasuk waktu yang tepat untuk beraksi.
"Pelakunya termasuk dalam carier criminal. Pelakunya sangat rasional dan sudah memiliki hitungan tersendiri," ungkapnya.
Baca juga:
Mobil polisi digasak garong di kantor polisi
(ysw)