Demo dokter, pasien di RSUD Depok anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Aksi solidaritas ratusan dokter membuat pelayanan kesehatan warga Depok menjadi terganggu. Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, biasanya pasien sejak pukul 06.00 WIB telah mengantri mengambil nomor antrean, namun hari ini hanya beberapa pasien yang mendatangi rumah sakit tersebut.
Manajer On Duty RSUD Kota Depok Yuyun Purnawa mengatakan, setiap hari biasanya masyarakat yang ingin berobat mencapai 300 sampai 400 pasien, namun hari ini hanya 150 pasien.
"Ini merupakan aksi solidaritas yang tergabung dalam organisasi profesi dalam hal ini IDI, kami menejemen tentu tak bisa melarang. Namun begitu manajemen tetap memberikan arahan agar pelayanan tidak terhambat," kata Yuyun di Depok, Rabu (27/11/2013).
Kendati demikian, dia tidak mengetahui berapa jumlah karyawannya yang ikut demo di Jakarta. Tetapi, dia membantah, jika pelayanan di RSUD Kota Depok terganggu.
"Memang ada beberapa dokter yang mengikuti aksi solidaritas ke Jakarta, namun pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tetap berjalan dan tidak terganggu," katanya.
Ia menambahkan, dari 80 dokter yang ada di RSUD, tiga di antaranya ikut aksi solidaritas di Jakarta. Sedangkan pelayanan poliklinik dan UGD tetap berjalan normal.
"UGD tetap ada dokternya sekira enam orang, untuk pelayanan poliklinik memang kurang maksimal karena tidak ada dokter spesialisnya. Namun secara keseluruhan pelayanan tetap berjalan normal," paparnya.
Sementara itu, salah seorang pasien merasa kecewa dengan tidak adanya dokter spesialis di RSUD Kota Depok. Melihat kondisi tersebut, ia dan suaminya langsung balik kanan.
"Informasi yang kami dapat katanya dokternya sedang mengikuti seminar," ungkap Rosanah, pasien yang berasal dari wilayah Parung.
Berbeda dengan RSUD, keramaian justru begitu terlihat di UPT Puskesmas Sawangan. Pengunjung atau pasien yang ingin berobat tetap terlihat normal meskipun dua orang dokter di Puskesmas itu tidak masuk.
"Pelayanan bagi masyarakat di puskesmas tetap berjalan. Untuk sementara memang tidak dapat ditangani langsung oleh dokter namun hanya bisa ditangani oleh perawat dan bidan," kata Kepala UPT Puskesmas Sawangan, Mahindra.
Namun terkait dengan admistrasi dan surat keterangan dokter serta rujukan terpaksa harus ditunda. Karena hal tersebut dikatakannya harus ditandatangani dan menjadi kewenangan dokter.
Manajer On Duty RSUD Kota Depok Yuyun Purnawa mengatakan, setiap hari biasanya masyarakat yang ingin berobat mencapai 300 sampai 400 pasien, namun hari ini hanya 150 pasien.
"Ini merupakan aksi solidaritas yang tergabung dalam organisasi profesi dalam hal ini IDI, kami menejemen tentu tak bisa melarang. Namun begitu manajemen tetap memberikan arahan agar pelayanan tidak terhambat," kata Yuyun di Depok, Rabu (27/11/2013).
Kendati demikian, dia tidak mengetahui berapa jumlah karyawannya yang ikut demo di Jakarta. Tetapi, dia membantah, jika pelayanan di RSUD Kota Depok terganggu.
"Memang ada beberapa dokter yang mengikuti aksi solidaritas ke Jakarta, namun pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tetap berjalan dan tidak terganggu," katanya.
Ia menambahkan, dari 80 dokter yang ada di RSUD, tiga di antaranya ikut aksi solidaritas di Jakarta. Sedangkan pelayanan poliklinik dan UGD tetap berjalan normal.
"UGD tetap ada dokternya sekira enam orang, untuk pelayanan poliklinik memang kurang maksimal karena tidak ada dokter spesialisnya. Namun secara keseluruhan pelayanan tetap berjalan normal," paparnya.
Sementara itu, salah seorang pasien merasa kecewa dengan tidak adanya dokter spesialis di RSUD Kota Depok. Melihat kondisi tersebut, ia dan suaminya langsung balik kanan.
"Informasi yang kami dapat katanya dokternya sedang mengikuti seminar," ungkap Rosanah, pasien yang berasal dari wilayah Parung.
Berbeda dengan RSUD, keramaian justru begitu terlihat di UPT Puskesmas Sawangan. Pengunjung atau pasien yang ingin berobat tetap terlihat normal meskipun dua orang dokter di Puskesmas itu tidak masuk.
"Pelayanan bagi masyarakat di puskesmas tetap berjalan. Untuk sementara memang tidak dapat ditangani langsung oleh dokter namun hanya bisa ditangani oleh perawat dan bidan," kata Kepala UPT Puskesmas Sawangan, Mahindra.
Namun terkait dengan admistrasi dan surat keterangan dokter serta rujukan terpaksa harus ditunda. Karena hal tersebut dikatakannya harus ditandatangani dan menjadi kewenangan dokter.
(mhd)