Belum setahun jalur Jaliteng Tangerang rusak
A
A
A
Sindonews.com - Belum juga setahun pembangunan jalur lintas tengah (Jalinteng) di Kabupaten Tangerang rampung, puluhan meter jalan tersebut mengalami longsor. DPRD Kabupaten Tangerang menilai ada yang mencurigakan dalam proyek sebesar Rp28 miliar tersebut.
Pembangunan Jaliteng tersebut untuk memudahkan akses di-lima Kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang, yakni Sukamulya, Rajeg, Kemiri, Kronjo, dan Kresek.
Adalah Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang Supajri yang berani mencium dugaan adanya ketidak-beresan dalam proyek tersebut.
"Saya pikir pembangunannya tidak sesuai RAB (rencana anggaran biaya), sebab aneh masa sangat cepat ambruknya," tuding Supajri, Rabu (27/11/2013).
Supajri mengaku pihaknya sebagai pengawas pengguna anggaran atau wakil rakyat tentu akan meminta penjelasan kepada dinas terkait.
"Kami akan meminta penjelasan ke dinas terkait, apalagi saat ini sedang pembahasan anggaran, jadi nanti akan kami tanyakan, kenapa proyek Jaliteng yang baru dibangun kok bisa hancur dengan cepat," janjinya.
Politisi dari Partai Hanura ini berasumsi, tak semestinya jalur yang menghubungkan lima kecamatan tersebut ambruk seketika jika tak ada sebabnya. "Apalagi umurnya belum setahun," jelasnya.
Supajri menuding, ada semacam kelalaian yang dilakukan atas ambruknya Jaliteng di Desa Buni Ayu, Kecamata Sukamulya sepanjang 50 meter tersebut.
"Seharusnya saat pembangunan proyek yang memakan puluhan miliar itu harus dilakukan berbagai kajian, seperti melihat kultur tanah dan konstruksinya. Sehingga tidak sekonyong-konyong melakukan pembangunan, kalau ini terkesan biar anggaran habis saja," katanya.
Dinas PU Binamarga dan Pengairan menurut dia harus segera melakukan pengecekan dan perbaikan. "Sebab, kalau tak dilakukan perbaikan masyarakat yang rugi,” tandasnya.
Pembangunan Jaliteng tersebut untuk memudahkan akses di-lima Kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang, yakni Sukamulya, Rajeg, Kemiri, Kronjo, dan Kresek.
Adalah Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang Supajri yang berani mencium dugaan adanya ketidak-beresan dalam proyek tersebut.
"Saya pikir pembangunannya tidak sesuai RAB (rencana anggaran biaya), sebab aneh masa sangat cepat ambruknya," tuding Supajri, Rabu (27/11/2013).
Supajri mengaku pihaknya sebagai pengawas pengguna anggaran atau wakil rakyat tentu akan meminta penjelasan kepada dinas terkait.
"Kami akan meminta penjelasan ke dinas terkait, apalagi saat ini sedang pembahasan anggaran, jadi nanti akan kami tanyakan, kenapa proyek Jaliteng yang baru dibangun kok bisa hancur dengan cepat," janjinya.
Politisi dari Partai Hanura ini berasumsi, tak semestinya jalur yang menghubungkan lima kecamatan tersebut ambruk seketika jika tak ada sebabnya. "Apalagi umurnya belum setahun," jelasnya.
Supajri menuding, ada semacam kelalaian yang dilakukan atas ambruknya Jaliteng di Desa Buni Ayu, Kecamata Sukamulya sepanjang 50 meter tersebut.
"Seharusnya saat pembangunan proyek yang memakan puluhan miliar itu harus dilakukan berbagai kajian, seperti melihat kultur tanah dan konstruksinya. Sehingga tidak sekonyong-konyong melakukan pembangunan, kalau ini terkesan biar anggaran habis saja," katanya.
Dinas PU Binamarga dan Pengairan menurut dia harus segera melakukan pengecekan dan perbaikan. "Sebab, kalau tak dilakukan perbaikan masyarakat yang rugi,” tandasnya.
(ysw)