Teror gas air mata, keluarga Aang trauma

Jum'at, 22 November 2013 - 17:01 WIB
Teror gas air mata,...
Teror gas air mata, keluarga Aang trauma
A A A
Sindonews.com - Teror gas air mata yang terjadi di rumah Aang warga Desa Jurangmangu, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten menyisakan trauma mendalam. Pasalnya, salahsatu anggota keluarga yang masih balita mengalami sesak napas cukup parah hinga mengeluarkan lendir dari hidung dan mulutnya.

Saat teror itu dilangsungkan, di dalam rumah itu terdapat beberapa jiwa. Mulai dari ayah dan ibu Aang, tiga kakak Aang dan anak-anaknya yang masih kecil, terdiri dari Fitri (kakak pertama) dan anaknya, Ivan (kakak kedua).

Beruntung, upaya teror sekaligus dugaan upaya pembunuhan itu langsung diketahui, dan cepat diantisipasi oleh Ivan dan Aang yang saat kejadian belum tertidur pulas.

Kendati langsung ditangkal dan tidak menimbulkan korban jiwa, namun tetap saja asap gas air mata yang tajam menyesakkan napas, dan membuat pedih mata itu, melukai anak kecil.

"Asapnya membuat mata pedih dan sesak napas. Polisi yang datang pas malam kejadian mengatakan, benda itu merupakan gas air mata. Namun jenisnya berbeda dengan yang biasa dipakai dalam penanganan aksi demonstrasi," ujar Ivan, kepada Sindonews, melalui layanan BlackBerry Mesengger (BBM), Jumat (22/11/2013).

Ditambahkan dia, akibat menghirup asap itu, Ridho, anak Fitri yang masih kecil langsung mengalami batuk-batuk dan mengeluarkan cairan lendir dari hidung dan mulutnya. Tidak hanya itu, Ridho juga mengeluhkan kepanasan akibat terkena asap itu.

"Saya kasihan sama anaknya Fitri. Dia batuk-batuk sampai keluar cairan dari hidung dan mulutnya. Dia juga terlihat syok berat, dan ketakutan. Setelah kejadian, dia selalu mengeluhkan kepanasan," ungkapnya.

Untuk memastikan kesehatan dan dampak yang ditimbulkan oleh benda tersebut, Irvan dan keluarga membawa Ridho ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Syukur alhamdullilah, dalam pemeriksaan kedokteran, Ridho dinyatakan tidak apa-apa dan kondisinya kini sudah normal.

"Meski begitu, tetap saja saya jadi tidak bisa tidur sejak malam itu. Setiap malam saya selalu begadang di dalam rumah, waspada," pungkasnya.

Hingga kini, Ivan mengaku masih belum mengetahui sebab terjadinya teror gas air mata di rumahnya tersebut. Namun yang pasti, pihak keluarga Aang merasa terganggu dan trauma.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1156 seconds (0.1#10.140)