PT KCJ akan perbaiki 80 gerbong kereta api

Senin, 11 November 2013 - 01:09 WIB
PT KCJ akan perbaiki 80 gerbong kereta api
PT KCJ akan perbaiki 80 gerbong kereta api
A A A
Sindonews.com - Pengguna kereta commuter line nampaknya masih harus bersabar untuk merasakan kenyamanan. Pasalnya kedatangan kereta bekas dari Jepang yang masih layak pakai bukan untuk penambahan perjalanan, melainkan untuk mengganti kereta yang kualitasnya sudah menurun.

Berdasarkan data PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) sendiri, ada sekitar 20 persen kereta yang kualitasnya sudah menurun. Mulai dari kacanya yang hilang, pintu yang sulit untuk ditutup hingga pendingin ruangan yang tidak berfungsi.

Direktur Utama PT KCJ Tri Handoyo mengatakan, saat ini pihaknya memiliki 51 rangkaian kereta yang setiap rangkaiannya terdiri dari delapan kereta atau gerbong.

Dengan 51 rangkaian tersebut, ada sekitar 80 gerbong yang akan dirawat dan masuk ke dalam Balai Yasa, Manggarai untuk dibenahi.

Tri menegaskan, bahwa 20 persen armada keretanya bukan rusak, melainkan ada penurunan kualitas. Untuk itu, menurutnya perilaku masyarakat yang kurang bertanggung jawab harus dikurangi. "Mari kita bersama majukan transportasi publik untuk kebaikan bersama," ujarnya.

Tri mengatakan, Kereta tersebut tidak dapat langsung dipakai, karena harus melalui proses pengecekan fisik, perakitan ulang, pembenahan interior dan eksterior serta uji coba statis.

Kemudian proses sertifikasi dari Ditjen Perkereta Apian, sehingga dapat dipakai pada Desember 2013 mendatang.

Menurutnya, penambahan jadwal pemberangkatan baru bisa ditambah jika seluruh sarananya sudah mencukupi. Saat ini, di beberapa stasiun masih dilakukan pemanjangan peron.

"Jadi setelah armada kita mencukupi, tahapannya adalah menambahkan dua kereta atau gerbong dalam setiap rangkaian, selanjutnya baru penambahan jadwal," ucapnya.

Sebab menurutnya, penambahan jadwal tidak bisa dilakukan jika masih banyak jalan sebidang yang dilalui kereta commuter line. Sebab kondisi rel kereta di Jakarta banyak yang bersinggungan dengan transportasi lain. "Jika kita tambah perjalanan, efeknya kemacetan yang tambah parah," tuturnya.

Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6081 seconds (0.1#10.140)